TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Dishub DKI: Ganjil Genap agar Orang Tak Lakukan Perjalanan Gak Penting

Penerapan ganjil-genap saat COVID-19 dikritik banyak pihak

Ilustrasi ganjil-genap Jakarta (IDN Times/Aryodamar)

Jakarta, IDN Times - Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo menegaskan bahwa tujuan kebijakan ganjil genap yang diterapkan saat pandemik COVID-19 berbeda dari sebelumnya. Menurut Syafrin, sebelum ada pandemik ganjil genap diterapkan untuk memindahkan orang dari kendaraan pribadi ke umum.

Bedanya, sekarang ganjil genap diterapkan untuk membatasi pergerakan orang.

"Agar mereka tidak melakukan perjalanan yang tidak penting," jelasnya saat dihubungi pada Selasa (4/8/2020).

Baca Juga: Pak Anies, Kebijakan Ganjil-genap saat Pandemik Dinilai Gak Jelas Nih!

1. Ganjil genap diyakini akan membuat perusahaan-perusahaan taat protokol kesehatan

Ilustrasi bekerja memakai masker. (IDN Times/Panji Galih Aksoro)

Selama pembatasan sosial berskala besar (PSBB) transisi perusahaan hanya boleh mengizinkan 50 persen karyawannya bekerja di kantor dengan jadwal masuk yang berbeda. Ia pun meyakini dengan dilakukannya ganjil-genap akan membuat perusahaan-perusahaan taat pada aturan maksimal 50 persen di kantor.

"Itu tujuannya," jelas Syafrin.

2. Ganjil genap di tengah pandemik dinilai keputusan tergesa-gesa

Sosiaslisasi ganjil-genap (IDN Times/Aryodamar)

Sebelumnya, Ombudsman Perwakilan Jakarta Raya menilai ganjil-genap di tengah pandemik COVID-19 adalah keputusan tergesa-gesa dan tidak memiliki perspektif utuh tentang kebencanaan.

Kepala Ombudsman Jakarta Raya, Teguh Nugroho mengatakan, tingginya jumlah kendaraan yang melintas di saat pandemik disebabkan banyak kantor yang tidak patuh terhadap protokol kesehatan. Ombudsman Jakarta menemukan fakta bahwa kenaikan pengguna transportasi pribadi dan transportasi publik naik sejak pemberlakuan PSBB transisi 1 dan 2 di jam-jam sibuk.

"Kami memperkirakan dengan total penggabungan angka pelaju pengguna Commuter Line, kendaraan pribadi roda empat dan roda dua, jumlah warga yang berangkat dan pulang dari tempat kerjanya di atas angka 75 persen," ujar Teguh.

Baca Juga: COVID-19 di Jakarta Meroket, PSI: Anies Jangan Ragu Tarik Rem Darurat!

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya