TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Munarman: Ada Rekayasa Seolah Saya Tokoh Teroris yang Dihormati 

Munarman menilai konstruksi dibuat sesuai skenario

Pengacara Rizieq Shihab, Munarman/ Dok Humas Polri

Jakarta, IDN Times - Eks Sekretaris Front Pembela Islam (FPI) Munarman menyebut ada rekayasa dalam rekonstruksi perkara dugaan tindak pidana terorisme. Bahkan, ia merasa dibuat seperti tokoh terorisme besar yang dihormati.

"Misalnya ketika di UIN Ciputat dibuat rekonstruksi skenario seolah-olah begitu saya masuk semua peserta berdiri, jadi diteriakin oleh pengarahnya, terdakwa Munarman masuk ke ruangan, semua peserta berdiri, padahal nggak ada itu. Dibuat-buat begitu," ujar Munarman dalam sidang di Pengadilan Negeri Jakarta Timur, Rabu (16/2/2022).

"Jadi seolah-olah mereka mau mengesankan bahwa saya itu dihormati saya itu tokoh teroris di kalangan mereka sehingga ketika saya masuk semua berdiri. Saya bilang nggak ada lah, biasa saja, orang lagi putar video dan ceramah kok," sambungnya.

Baca Juga: Munarman soal Ceramah Syariat Islamnya: Densus 88 Salah Paham!

1. Munarman menilai penyidik gagal

Penangkapan Munarman oleh Densus 88 di rumahnya pada Selasa, 27 April 2021. (dok. Humas Polri)

Munarman menilai hal-hal berbeda yang terjadi dalam rekonstruksi kasusnya itu terjadi karena penyidik gagal meminta keterangannya sebagai tersangka dugaan terorisme. Sebab, ia mengaku enggan memberi keterangan saat pembuatan Berita Acara Pemeriksaan (BAP)

"Karena bagi saya di BAP saya tidak banyak memberikan keterangan ke penyidik karena percuma. Saya mengamalkan perkataan Imam Syafii saja berdebat sama orang bodoh pasti kalah kita, karena itu saya menghindari berdebat sama orang-orang bodoh itu. Jadi saya nanti saja di pengadilan," jelasnya.

2. Munarman menilai konstruksi dibuat sesuai skenario

Barang bukti dari hasil penggeledahan di bekas markas Front Pembela Islam (FPI), Petamburan, Jakarta, Selasa (27/4/2021). (dok. Humas Polri)

Karena gagal meminta keterangannya, Munarman menilai rekonstruksi dibuat sesuai skenario yang dibuat. Ia pun menolak sejumlah hal dalam rekonstruksi tersebut.

"Kemudian baiat tanggal 24, ngotot dia. Dia paksa kepada peserta, ada baiat gak, ada baiat gak, dikondisikan begitu, saya bilang gak ada," jelasnya.

Baca Juga: Munarman Minta Bebas dari Dakwaan Terorisme dan Namanya Dipulihkan 

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya