TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Sandiaga Sayangkan Pernyataan 'Usir' Demokrat Arief Puyuono

Katanya, gak sesuai kenyataan

IDN Times/Gregorius Aryodamar P

Jakarta, IDN Times - Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Arief Puyuono, beberapa waktu lalu mempersilakan Partai Demokrat untuk keluar dari Koalisi Indonesia Adil Makmur. Pernyataan tersebut mengundang tanggapan sejumlah pihak, termasuk Calon Wakil Presiden nomor urut 02, Sandiaga Uno. 

Sandiaga mengatakan dia sangat menyayangkan pernyataan tersebut, terlebih ini di bulan suci Ramadan.

Baca Juga: Cerita Caleg Muda PKPI Cakra Yudi Hilangkan Budaya Politik Uang

1. Tidak sesuai kenyataan

IDN Times/Gregorius Aryodamar P

Sandiaga menjelaskan Koalisi Indonesia Adil Makmur saat ini masih kompak, sehingga tak sesuai dengan pernyataan tersebut.

"Kenyataannya, kami sangat solid dan sudah dikonfirmasi para sekjen bahwa Koalisi Indonesia Adil Makmur solid," jelas Sandiaga usai berbuka puasa bersama anak yatim di Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (12/5).

2. Gerindra minta Demokrat bersikap tegas

IDN Times/istimewa

Sebelumnya, Partai Demokrat terang-terangan menegaskan bakal mengakhiri kerja sama dalam koalisi partai pendukung Prabowo-Sandiaga, jika KPU menyatakan Jokowi-Ma'ruf Amin pemenang Pilpres 2019.

Kepala Divisi Advokasi dan Bantuan Hukum Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean, mengatakan hal tersebut dilakukan karena partainya mempunyai kewajiban mengawal pemerintahan.

"Kalau Pak Jokowi yang diputuskan menang, kerja sama koalisi berakhir karena pilpres juga berakhir," kata Ferdinand di Kantor KPU RI, Jalan Imam Bonjol, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (6/5).

Pernyataan tersebut lantas ditanggapi Arief yang meminta Demokrat sebaiknya bertindak tegas dengan keluar dari Koalisi Indonesia Adil Makmur.

"Demokrat sebaiknya keluar saja dari Koalisi Indonesia Adil Makmur, jangan elitenya dan ketum kayak serangga undur-undur ya, mau mundur dari koalisi saja pakai mencla-mencle segala. Monggo keluar saja deh," kata Arief dalam keterangan tertulisnya, Jumat (10/5).

Menurut Arief, Partai Demokrat tidak memiliki efek elektoral saat menjadi salah satu partai koalisi pendukung Prabowo-Sandiaga. Arief menyebut, Demokrat malah membuat elektoral Prabowo-Sandiaga merosot.

"Wong gak ada pengaruhnya menghasilkan suara Prabowo-Sandiaga kok selama ini. Malah menurunkan suara loh," ujar Arief.

3. Demokrat tentukan sikap setelah keputusan KPU

IDN Times/Ilyas Listianto Mujib

Ferdinand mengatakan, sikap Partai Demokrat akan ditentukan setelah KPU RI mengumumkan hasil Pemilu 2019 pada 22 Mei mendatang. Setelahnya, Demokrat akan mempertimbangkan bergabung dengan Koalisi Indonesia Kerja yang menyokong Capres-Cawapres nomor urut 01 Jokowi-Ma'ruf Amin.

Hal tersebut akan dibahas dalam rapat majelis tinggi yang dipimpin langsung oleh Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

"Kalau Jokowi mengajak kami, akan dipertimbangkan dan dibahas oleh majelis tinggi yang dipimpin SBY. Kalau tidak diajak, gak mungkin juga kami masuk ke pemerintahan,” tutur dia.

Baca Juga: Menikmati Buka Puasa di Atas Warung Terapung

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya