TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Mama Rosita, Srikandi Yensawai Sulap Buah Mangrove Jadi Bolu Lezat

Potensi pemanfaatan mangrove sebagai bahan makanan

Bolu yang terbuat dari aiwan, buah dari Mangrove (IDN Times/Hana Adi Perdana)

Raja Ampat, IDN Times - Hutan mangrove memiliki fungsi yang sangat penting, terutama bagi kehidupan flora dan fauna yang hidup di pesisir. Mangrove merupakan tempat bagi pemijahan ikan, udang, dan biota air lainnya. Semakin lestari mangrove maka produktivitas biota ini juga akan semakin meningkat. 

Hutan mangrove juga dapat dimanfaatkan untuk pengembangan wisata alam. Selain itu, mangrove juga berfungsi sebagai pelindung abrasi, gelombang tinggi atau tsunami. 

Terlepas dari banyaknya manfaat tersebut, mangrove ternyata juga dapat dimanfaatkan menjadi bahan pangan. Salah satunya di Yensawai, Raja Ampat, Papua Barat. 

Yensawai merupakan salah satu wilayah implementasi COREMAP-CTI ICCTF-Bappenas yang dilaksanakan PKSPL-IPB dengan dana hibah dari Bank Dunia.

Lalu, seperti apa bentuk pemanfaatan mangrove sebagai bahan pangan? Berikut ulasannya. 

Baca Juga: Lewat COREMAP-CTI, 1.600 Meter Ekosistem Pesisir Prioritas Raja Ampat Terehabilitasi

1. Diolah jadi kue bolu dan panada yang nikmat banget

Bahan baku pembuatan bolu serta panada yang berasal dari buah mangrove. (IDN Times/Hana Adi Perdana)

Masyarakat kampung Yensawai memanfaatkan buah mangrove sebagai bahan untuk membuat kue bolu. Ya, buah mangrove bisa dijadikan tepung bahan kue!

Buah mangrove yang digunakan berasal dari jenis Bruguiera gymnorrhiza yang dalam bahasa lokal diberi nama buah Aiwon.

Ketua Kelompok Mangrove Yensawai, Rosita Linfaidan, adalah pembuat kue dari aiwon. Ia menceritakan, proses pembuatan kue bolu menggunakan aiwon cukup menyita waktu. 

Langkah pertama, aiwon harus dicuci hingga bersih untuk menghilangkan getah pada buahnya. Selanjutnya, aiwon direbus selama 1 jam, lalu dikupas kulitnya, dan diiris.

Jika sudah, irisan aiwon kemudian kembali direbus dengan durasi yang sama dan diganti air 2-4 kali untuk menghilangkan bau. Selanjutnya, aiwon yang telah direbus direndam menggunakan air laut selama 24 jam dan dikeringkan. 

"Jadi kalau belum 2 kali rebus tidak boleh makan karena ada juga kita alergi, racun. Kalau masih mentah kita rasa ada muntah, buang-buang air. Jadi kalau kita masak, masak yang baik-baik," katanya di Yensawai Barat, Raja Ampat, Jumat (25/3/2022). 

Rosita mengungkapkan tidak ada takaran khusus dalam pembuatan kue bolu. Takaran yang digunakan dibuat oleh masing-masing.

Selain itu, penggunaan aiwon sebagai bahan pembuatan kue bolu juga mampu menghasilkan rasa yang lezat. 

"Enak banget ini rasanya. Lebih padat juga teksturnya," kata Nadia, tamu yang berkunjung ke Yensawai. 

Baca Juga: Kisah Konstantinus Saleo, Sang 'Aquaman' dari Raja Ampat

2. Pemanfaatan aiwon sebagai bahan pangan sudah dilakukan sejak dulu

Mama Rosita Linfaidan (IDN Times/Hana Adi Perdana)

Dia menjelaskan bahwa pemanfaatan aiwon sebagai bahan pangan telah dilakukan sejak orang tua mereka dulu.

"Jadi kita punya orang tua dulu sudah biasa makan begini akhirnya pikirannya anak-anak bisa bikin kue mungkin. Kalau bisa kita praktikkan, akhirnya bisa bikin kue. Dulu makan (aiwon) biasa saja. Sekarang bisa makan dengan kuah ikan," jelas dia.

Masyarakat Yensawai bercerita bahwa sejak dahulu kala masyarakat di sana telah memanfaatkan buah ini sebagai pengganti sagu, jagung, singkong, dan beras saat terjadi krisis pangan.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya