Pakar Perkotaan: Kolam Olakan Tidak Atasi Banjir Jakarta Seluruhnya
Naturalisasi kurang tepat untuk mengatasi banjir Jakarta
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times – Pembuatan kolam olakan air diharapkan dapat menjadi langkah konkret dalam mengatasi banjir di DKI Jakarta. Pakar Perkotaan Yayat Supriatna menilai, kolam olakan yang sedang dibangun di 11 titik wilayah Jakarta hanya berfungsi untuk menampung air hujan tetapi tidak mengatasi banjir secara keseluruhan dan hanya sebagai retensi atau upaya pencegahan untuk curah hujan rendah, sedang sampai lebat.
"Kolam itu kan sebagai kolam retensi, kolam penampung yang bersifat sementara dan fungsinya sebagai resapan air di kawasan sekitarnya. Jadi itu tidak mengatasi banjir secara menyeluruh tapi melihat kepada fungsinya terlebih dahulu kalau fungsinya sebagai wadah penampungan maka sifatnya sebagai wadah penampung," kata Yayat saat dihubungi IDN Times pada Jumat (29/1/2021).
Baca Juga: Ini 7 Instruksi Anies Terkait Pengendalian Banjir di DKI Jakarta
1. Kolam olakan belum teruji bisa menampung debit air saat curah hujan ekstrem
Yayat menjelaskan, kolam olakan dibangun sebagai tempat penampungan air sementara ketika terjadi kelebihan air akibat meluapnya volume air yang berada di sekitar daerah resapan. Jumlah olakan yang dibuat sebanyak 11 titik dengan masing-masing titik kurang lebih 33 meter dengan lebar 2,55 meter, serta kedalaman 1,5 meter.
“Kolam itu hanya bersifat penampung kalau hujannya intensitasnya tidak terlalu tinggi mungkin dia masih bisa membantu tapi kalau hujannya ekstrem mungkin dia.. kapasitasnya sudah dihitung belum, apakah bisa mengantisipasi jenis hujan yang cukup besar,” ujar Yayat.
Baca Juga: Normalisasi dan Naturalisasi Sungai, Beda Arti Satu Tujuan