TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Cara Menteri Jokowi Selesaikan Masalah dan Tetap Kompak Saat Bekerja

Dalam bekerja juga perlu chemistry

Puspen Kemendagri

Jakarta, IDN Times – Masa kerja Kabinet Kerja Joko "Jokowi" Widodo-Jusuf Kalla tinggal hitungan hari. Pada 20 Oktober mendatang, Jokowi bersama Ma'ruf Amin akan dilantik menjadi presiden dan wakil presiden untuk periode 2019-2024. Bagi Jokowi, ini merupakan periode kedua pemerintahannya.

Jelang berakhirnya pemerintahan Jokowi di periode pertama, banyak kenangan yang dialami menteri-menterinya. Salah satunya soal keterkaitan antar kementerian. Dalam mengerjakan tugasnya, para menteri dalam Kabinet Kerja I, tidak bisa mengerjakan tugasnya sendiri-sendiri. Tiap kementerian memiliki hubungan dan kebutuhan dengan kementerian lainnya.

Misalnya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemen PUPR) yang juga bekerja sama dengan Kementerian Agraria dan Tata Ruang (ATR), Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), dan lain sebagainya.

“Untuk pembangunan bendungan, perumahan, pembangunan jalan tol, kalau menyangkut pembebasan lahan, pada saat awal-awal 2 minggu sekali kita rapat, Menteri BUMN (Rini Soemarno), Menteri ATR (Agraria dan Tata Ruang, Sofyan Djalil), Menteri Kehutanan (Siti Nurbaya Bakar), dan saya. Minimal 4 ini,” ujar Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, dalam wawancara pada program Suara Millennials by IDN Times, Jumat (4/10).

Lalu bagaimana caranya agar para menteri bisa tetap kompak dalam menjalankan tugas yang diberikan Jokowi?

Baca Juga: 40 Tahun Jadi Birokrat, Ini Kesan Menteri PUPR Kerja Bareng Jokowi

1. Langsung saling menghubungi jika ada masalah dalam pekerjaan

IDN Times/Uni Lubis

Basuki mencontohkan, ketika ada permasalahan dalam pembebasan lahan, baik itu hutan atau rumah warga, ia langsung mengontak Menteri ATR Sofyan Djalil atau Menteri KLHK Siti Nurbaya Bakar.

“ATR Pak Sofyan Djalil eksekutor juga Beliau, mengambil keputusan cepat sekali. Jadi kalau rapat ambil keputusan kemudian saya ke lapangan dan ada masalah saya langsung telepon Bapak ATR dan dia langsung telepon ke Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten atau Provinsi. Sama dengan Bu Siti Nurbaya, saya langsung telepon Beliau, Beliau langsung menanggapi,” ungkapnya.

2. Masalah harus langsung selesai di lapangan

IDN Times/Uni Lubis

Kedua, Basuki mengatakan, tiap permasalahan harus langsung selesai di lapangan. Koordinasi dan pengambilan keputusan yang cepat antar kementerian terkait sangat diperlukan.

“Itu yang paling menentukan decision making itu dan itu biasanya selesai di lapangan. Sama kalau Pak Presiden ke lapangan, ada masalah tanah Beliau langsung telepon dan langsung putus, selesai di lapangan,” ujar Basuki.

“(Hubungan dengan para menteri) sangat bagus menurut saya,” Basuki menambahkan.

Basuki juga suka mengajak Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani ke lapangan kalau sedang pusing bekerja.

“Beliau kalau pusing di sini biasanya ajak ke lapangan. ‘Pak Bas, ajak saya ke lapangan’. Saya ajak ke lapangan, karena Beliau yang memberikan uang, Beliau harus tahu uangnya jadi apa,” katanya.

Baca Juga: Ketika Menhub Budi Karya Buka-bukaan soal Gaji dan Elek Yo Band

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya