TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Pengamat: Masalah Dana Bansos Harus Diselesaikan dari Tingkat RT-RW

Bisa terjadi kerawanan sosial jika masalah bansos tak tuntas

IDN Times/Hana Adi Perdana

Jakarta, IDN Times - Direktur Eksekutif Indef Tauhid Ahmad menilai permasalahan bantuan sosial (bansos) antara Pemrintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta, dengan Kementerian Sosial (Kemensos) perlu diselesaikan dari tingkat paling bawah, yakni RT dan RW.

"Harus melibatkan unsur paling bawah RT/RW, kemudian ada Tim Satgas Terpadu Penanganan COVID-19 di level kelurahan yang ada pengintegrasian data, sehingga bisa connect ke (data) pusat," kata Tauhid saat dihubungi IDN Times, Kamis (7/5).

Baca Juga: Dukung Sri Mulyani, PSI ke Anies: Bukan Waktunya Lempar Tanggung Jawab

1. Bisa terjadi kerawanan sosial

Ilustrasi jambret (IDN Times/Arief Rahmat)

Jika permasalahan ini tidak diselesaikan dari level bawah, Tauhid khawatir akan muncul kerawanan sosial. Terlebih, dengan meningkatnya masyarakat miskin akibat terdampak virus corona.

"Di lingkungan kriminalitas muncul karena susah makan dan tidak terjangkau bansos dan nilainya relatif kecil. Misal, Rp600 ribu, dengan pengeluaran di Jakarta yang besar dengan UMP Rp3,5-4 juta, apalagi dengan tidak ada penghasilan itu sulit," ujar dia.

(IDN Times/Arief Rahmat)

2. Pemerintah harus merapikan data penerima bansos

Mensos Juliari P. Batubara salurkan bansos pada warga (Dok. Kemensos)

Tauhid mendorong pemerintah meningkatkan koordinasi dan keakuratan data penerima bansos. Pemerintah harus saling membuka data by name, by address dan NIK.

"Kemudian terhubung dengan data-data lain seperti BPJS Kesehatan, BPJS Ketenagakerjaan dan akses bank. Apakah benar orang-orang ini terdampak atau tidak, kan kelihatan," kata dia.

Tauhid tidak membantah pemerintah akan menghadapi kesulitan dengan bertambahnya masyarakat miskin terdampak COVID-19. Namun, hal itu seharusnya bisa diselesaikan dengan mengacu data yang ada sebelumnya.

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), pada Maret 2019, persentase penduduk miskin DKI Jakarta pada Maret 2019 adalah 3,47 persen atau sebesar 365,55 ribu orang.

"Yang kena PHK, pendatang, dan sebagainya itu kan sekarang yang menyebabkan data itu tiba-tiba masuk verifikasi sulit di lapangan. Ini dinamis. Bulan ini hanya sekian, tapi bulan depan bisa nambah lagi," kata Tauhid.

Baca Juga: Bela Anies Baswedan, PAN Sayangkan Pernyataan Menkeu Sri Mulyani  

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya