TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Jadi Staf Khusus Jokowi, Ayu Kartika Tak Tahu Akan Digaji Rp51 Juta 

Kenapa staf khusus Jokowi tak bekerja penuh waktu?

Ayu Kartika (Staf Khusus Presiden RI Joko Widodo) (IDN Times/Arief Kharisma Putra)

Jakarta, IDN Times - Staf khusus millennial Presiden Joko "Jokowi" Widodo, Ayu Kartika Dewi, mengaku tak tahu bakal mendapatkan gaji Rp51 juta per bulan sebelum dilantik Kamis, 21 November lalu. 

"Saya terus terang belum tahu angkanya sampai hari Kamis sebelum dilantik, karena memang saya tak pernah nanya dan dikomunikasikan," kata Ayu dalam acara Ngobrol Seru bareng IDN Times di IDN Media HQ, Jakarta, Senin (25/11).

"Jadi ketika sebelum dilantik saya tiba-tiba dikasih list, jumlahnya berapa, ada peraturan dll. Pas dapat, oh segini, ya sudah karena memang gak pernah saya diskusikan atau negosiasi gaji seperti di perusahan," ujar Ayu.

Baca Juga: Ayu Kartika Tak Peduli Disebut Jadi Stafsus Jokowi karena Privilege

1. Ayu ingin publik melihat tugas utama staf khusus Presiden, bukan soal kerja penuh waktu atau tidak

Christina Aryani (Anggota DPR RI) dan Ayu Kartika (Staf Khusus Presiden RI Joko Widodo (IDN Times/Arief Kharisma Putra)

Tingginya gaji yang didapat oleh staf khusus Jokowi tersebut ternyata memantik pro-kontra di kalangan masyarakat. Maklum, Jokowi tak mewajibkan mereka kerja penuh waktu di Istana, sehingga gaji yang mereka dapatkan dianggap terlalu besar.

Namun, perempuan pegiat toleransi tersebut tak mau soal bekerja penuh waktu atau tidak di Istana jadi masalah. Menurut dia, tak seharusnya hal itu jadi fokus utama yang dikritik, justru yang harus diperhatikan adalah bagaimana tugas utamanya nanti.

2. Ayu: Jika staf khusus keseringan di Istana, sulit mendapatkan masukan langsung dari masyarakat

Staf Khusus Presiden Joko Widodo, Ayu Kartika Dewi dalam acara Ngobrol Seru bertema Perempuan Bicara, dari Legislasi Sampai Eksekutif di IDN Media HQ, Jakarta, Senin (25/11). (IDN Times/Arief Kharisma Putra)

Menurut Ayu, Presiden Jokowi tidak mengharuskan staf khususnya bekerja penuh waktu di Istana agar mereka tak tercabut dari akarnya. Sebab, banyak di antara staf khusus millennial itu punya aktivitas dan gerakan yang langsung menyentuh masyarakat.

"Jika keseringan di Istana, justru membuatnya merasa sulit mendapatkan masukan langsung dari masyarakat," ujar perempuan lulusan Universitas Airlangga jurusan manajemen tersebut.

Baca Juga: Digaji Rp51 Juta, Staf Khusus Presiden Bisa Bekerja 24 Jam Sehari

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya