BMKG Sebut Indonesia Jadi 'Supermarket' Bencana
Potensi gempa bumi terus mengintai
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times – Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati, P.hd menyebutkan Indonesia menjadi negara yang dianalogikan sebagai wilayah ‘supermarket’ bencana dengan tingkat kerawanan gempa bumi dan tsunami yang bisa terjadi kapan saja.
Baca juga: BMKG Imbau Warga Sukabumi Jauhi Wilayah Pantai
Ketiga lempeng tersebut adalah Lempeng Indo-Australia di sebelah Selatan, Lempeng Pasifik di sebelah Timur, Lempeng Eurasia di sebelah Utara (dimana sebagian besar wilayah Indonesia berada), dan Lempeng Laut Philipina.
“Setiap lempeng ini, memiliki karakteristik yang berbeda seperti pada lempeng tektonik, dimana Lempeng Indo-Australia bergerak ke arah Utara dan bertumbukan dengan Lempeng Eurasia. Sementara Lempeng Pasifik bergerak ke arah Barat sedangkan Lempeng Eurasia relatif diam,” jelasnya, Selasa (19/12).
1. Ada pertemuan tiga lempeng
Secara geografis Indonesia terletak pada pertemuan tiga lempeng tektonik utama dunia yang bergerak relatif saling mendesak satu dengan lainnya.
Baca juga: BMKG: Waspadai Gelombang Tinggi hingga 7 Meter, Ini Penyebabnya
Editor’s picks
BMKG juga telah menempatkan alat-alat canggih yang ditempatkan di beberapa lokasi. Semua alat tersebut, nantinya akan dipantau di Pusat Gempa.
“Dimana untuk pengamatan gempa bumi dengan magnitude 5 atau lebih, berpusat di Pusat Gempa Nasional BMKG. Sementara untuk gempa bumi dengan magnitude dibawah 5 terpusat di Stasiun Geofisika yang terdapat di seluruh wilayah Indonesia sebanyak 33 Stasiun geofisika, dengan 165 sensor seismograf dan 285 accelerometer,”jelasnya.
Baca juga: BMKG: Ada 19 Kali Gempa Susulan Yang Mengguncang Wilayah Selatan Jawa
“Menyadari kondisi ini, BMKG siap memberikan informasi gempa bumi dan peringatan dini tsunami yang terus dimonitor 24 jam selama 7 hari. Hal ini dilakukan sebagai langkah antisipasi dalam pengurangan resiko dampak gempa bumi dan tsunami,”jelasnya.