TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Tak Ada TPS, Petugas Akan Datangi Pasien yang Dirawat di RS COVID-19

Semoga tidak ada petugas TPS yang tertular

Ilustrasi Pemilu (IDN Times/Mardya Shakti)

Lamongan, IDN Times- Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2020 yang bertepatan dengan wabah pandemik COVID-19, sangat berisiko tinggi. Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Kabupaten Lamongan pun tidak menyediakan Tempat Pemungutan Suara (TPS) khusus bagi pasien COVID-19.

1. Petugas TPS akan mendatangi pasien COVID-19 yang dirawat di RS

Ilustrasi Pemilu (IDN Times/Mardya Shakti)
Namun, pasien masih bisa menyalurkan hak pilihnya. Sejumlah petugas di TPS sekitar rumah sakit COVID-19 akan mendatangi mereka satu per satu. Tentu dengan izin tim gugus tugas COVID-19.
 
"Tidak ada TPS khusus. Kami masih menunggu teknis yang dipersiapkan tim gugus tugas, kelau misalnya petugas kami diperbolehkan masuk, maka tiga petugas TPS di sekitar rumah sakit kita suruh datang sambil membawa kertas suara dan bilik suara dan mendatangi mereka satu per satu," ungkap Ketua KPU Lamongan Mahrus Ali, Selasa (17/11/2020).

2. Petugas TPS yang masuk dan menemui pasien COVID-19 akan didampingi tim medis

Ilustrasi virus corona (IDN Times/Arief Rahmat)
Mahrus mengaku, petugas TPS yang datang ke RS tempat pasien COVID-19 dirawat, merupakan petugas yang terlatih. Sebelum masuk ke ruangan, tentunya mereka akan menerapkan protokol kesehatan COVID-19. "Ya agar tidak terjadi penularan, maka yang pasti kita minta petugas TPS kami ada yang mendampingi dari tim gugus tugas, mereka sebelum masuk pasti mendapatkan pengarahan dulu," jelasnya

Baca Juga: Waspada Klaster Pilkada, 300 Personel TNI Amankan Pilkada Balikpapan

3. Minimnya jumlah pemilih di rumah sakit menjadi alasan tidak didirikan TPS

Bacabup Lamongan Suhandoyo saat mengumumkan Bacawabup. IDN Times/Istimewa
Alasan tidak adanya TPS di rumah sakit COVID-19 adalah karena beberapa pertimbangan, seperti faktor biaya dan minimnya jumlah pasien yang dirawat.
 
"Percuma kita dirikan, misalnya 10 hari sebelum hari H ada 200 pasien yang dirawat, kemudian mereka dinyatakan sembuh kan sia-sia. Kecuali di Lapas Lamongan, masa tahanan para narapidana ini bertahun-tahun," ungkapnya

Baca Juga: Medsos Jadi Penyebab Perceraian Tertinggi Kedua di Lamongan

Verified Writer

Imron Saputra

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya