TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Ada Potensi Eror Pesawat B-737 MAX 8, Boeing Dinilai Tak Transparan

Potensi eror tidak diungkap sampai ada kecelakaan Lion Air

lionair.co.id

Jakarta, IDN Times - Salah satu produsen pesawat terbang terbesar dunia, Boeing Company, dinilai tidak transparan terkait potensi error pada fitur baru di Boeing B-737 MAX 8.

Presiden Direktur Aviatory Indonesia Ziva Narendra mengatakan, sebagai produsen pesawat terbang terbesar, Boeing harus memberitahukan fitur atau sistem baru kepada maskapai dan pilot jika memang teknologi baru itu memiliki kerentanan terhadap situasi tertentu.

Menurut dia, sebaiknya penggunaan Boeing B-737 MAX 8 untuk penerbangan komersil ditunda terlebih dulu.

“Tapi untuk tipe 737 ini pesawatnya sudah diluncurkan duluan, harusnya dikaji lebih dalam dulu. Ini yang membuat banyak khalayak penerbangan melihat adanya kurang preventif di sini,” kata Narendra seperti dikutip Antara, Senin (19/11).

1. Sistem pengendalian pesawat diduga jadi penyebab jatuhnya Lion Air JT 610

Instagram/@lionairgroup

Produsen pesawat dari Amerika Serikat ini tengah menjadi sorotan dunia karena tidak memberitahukan berbagai maskapai mengenai sistem automated stall-prevention dalam sensor angle of attack yang ada di Boeing B-737 MAX 8.

Sistem pengendalian pesawat itu diduga menjadi penyebab jatuhnya pesawat Lion Air nomor penerbangan JT 610. Hal ini dinyatakan para ahli yang ikut dalam penyelidikan jatuhnya pesawat Lion Air, baik Federal Aviation Administration, maupun para pilot di Amerika Serikat.

2. Boeing tidak mengungkap potensi eror

Instagram/@lionairgroup

Ketika memberikan pelatihan dan memaparkan kepada maskapai dan regulator saat peluncuran pesawat terbarunya itu, Boeing tidak mengungkapkan ada potensi eror dari sistem tersebut.  

Narendra menuturkan, pada saat Boeing akan meluncurkan pesawat Boeing B-787 MAX 8 beberapa tahun lalu, juga pernah mengalami masalah dengan baterainya yang rentan terbakar saat mengudara dan terkena tekanan tertentu.

"Namun pada saat itu Boeing akhirnya memperbaiki terlebih dulu dan menunda peluncuran komersilnya," ungkapnya.

Baca Juga: Keluarga Korban Harap Ada Prasasti untuk Mengenang Tragedi Lion Air

3. Ada kesalahan input dari sensor AoA

Tim SAR gabungan mengevakuasi turbin pesawat Lion Air bernomor registrasi PK-LQP dengan nomor penerbangan JT 610 di perairan Tanjung Karawang. (ANTARA FOTO/Jaya Kusuma)

Seperti diketahui, seminggu setelah kecelakaan Lion Air, Boeing baru memberitahukan adanya potensi bahaya dari sistem itu melalui sebuah buletin kepada berbagai maskapai penerbangan di seluruh dunia yang menggunakan pesawat seri MAX 8.

“Kami telah mengeluarkan Operations Manual Bulletin (OMB) untuk awak pesawat untuk mengatasi keadaan di mana ada input yang salah dari sensor AoA,” ujar Boeing, dalam pernyataan resminya.

Sistem AoA tersebut sejatinya didesain untuk membantu pilot untuk menghindari ketika menaikkan hidung pesawat terlalu tinggi sehingga bisa menyebabkan stall.

Namun efek dari kesalahan yang mungkin terjadi dalam sistem adalah dapat membuat hidung pesawat turun secara tiba-tiba dan sangat kuat sehingga pilot tidak dapat menarik kembali bahkan ketika kemudi pesawat diterbangkan secara manual.

4. Pesawat dapat menukik turun

IDN Times/Fitang Budhi Adhitia

Dalam buletin itu, Boeing juga menyebutkan bahwa akibat efek tersebut pesawat dapat menukik turun atau jatuh. Kendati mengakui ada potensi kesalahan pada komponen sensor AoA, nyatanya Boeing tidak meminta para operator pesawat untuk melakukan inspeksi atau melarang pengoperasian pesawat jenis MAX 8.

Boeing hanya meminta pilot, kopilot, maupun teknisi  untuk mengikuti buku panduan operasional penerbangan yang diperbarui melalui penerbitan buletin tersebut. Di antaranya, mematikan sistem otomatis yang bisa membuat pesawat menurunkan posisi hidung pesawat saat menerima indikasi stall.

Baca Juga: Keluarga Dr Rio, Korban Lion Air JT 610 Gugat Boeing ke Jalur Hukum

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya