TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Ibu Hamil Jangan Dekati Asap Rokok, Ini Bahayanya!

Asap roko berisiko keguguran hingga cacat organ bayi

Unsplash/Heather Mount

Jakarta, IDN Times - Pemerintah mengimbau kepada ibu hamil untuk menjauhi asap rokok. Tak hanya berdampak buruk bagi ibu hamil, asap rokok juga dapat menyebabkan berbagai macam penyakit pada bayi, baik saat dalam kandungan maupun saat sudah dilahirkan.

Berbeda dengan negara lain yang memiliki aturan ketat dalam peredaran rokok, di Indonesia orang bisa mendapatkan rokok dengan mudah. Rokok dijual bebas dengan harga terjangkau, mulai di toko besar hingga warung pinggir jalan.

"Ibu hamil tidak boleh mendekati asap rokok, apalagi merokok. Bahaya bagi dia dan janin dalam kandungan," ujar Kasubdit Penyakit Paru Kronis dan Gangguan Imunologi Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Theresia Sandra kepada IDN Times, Rabu (25/7).

Baca juga: 6 Tahun jadi Model Bungkus Rokok, Pria Asal Kuningan ini Minta Royalti

1. Ibu hamil yang terpapar rokok bisa keguguran

Pixabay/maxknoxvill

Menurut Sandra, saat ibu hamil terpapar asap rokok di usia kehamilan tri semester pertama, kemungkinan besar akan mengalami keguguran.

"Janin dalam kandungan juga bisa cacat karena perkembangan selnya gak bagus. Awal kehamilan kan masa-masa pembentukan organ. Saat lahir pun, bayi bisa mengalami cacat organ, misal klep jantungnya gak jadi, mengalami sumbing, matanya gak normal, dan telinga gak terbentuk dengan baik," kata Sandra.

2. Berat badan bayi rendah saat lahir

bumpkinsnursery.co.uk

Jika ibu hamil terpapar asap rokok pada tri semester ketiga, lanjut Sandra, hal itu juga berpotensi bayi terlahir dengan berat badan rendah. Hal itu disebabkan oksigen yang masuk ke dalam janin berkurang.

"Asap rokok kan bercampur dengan gas CO. Itu lebih kuat mengikat hemoglobin, dibandingkan dengan oksigen. Sehingga, hemoglobin yang seharusnya membawa oksigen ke dalam jaringan berkurang, jadi sama saja kayak kita dibekep sedikit-sedikit. Peredaran oksigen ke seluruh organ berkurang, otomatis dia kayak dibonsai," ujar Sandra. 

Baca juga: 40 Juta Balita Indonesia adalah Perokok Pasif

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya