TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kemenristek Bangun Portal Sinta COVID-19, Peneliti Diminta Kontribusi

#NormalBaru dan #HidupBersamaCorona

Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Bambang Brodjonegoro (IDN Times/Axel Jo Harianja)

Jakarta, IDN Times - Kementerian Riset dan Teknologi mengembangkan Science and Technology Index (Sinta) COVID-19. Portal tersebut dapat menghimpun data para peneliti yang mengembangkan penelitian tentang virus corona.

"Dalam situasi pandemik COVID-19, kami sudah membuat Sinta COVID-19. Itu berisi daftar, kegiatan, atau tulisan terkait COVID-19, baik dalam bentuk penelitian atau bentuk produk," ungkap Menristek Bambang Brodjonegoro dalam video conference Pemeringkatan 500 Peneliti Terbaik Indonesia, Kamis (28/5).

Baca Juga: Muhammadiyah Soroti Wacana New Normal, Haedar: Masyarakat Bingung 

1. Peneliti diharapkan berkontribusi dalam penanganan COVID-19

warga gang Tegal Wangi jalan Gunung Salak Banjar Tegallantang Klod Desa Padangsambian Klod mengikuti Rapid Test (Dok.IDN Times/Humas Pemkot Denpasar)

Bambang menjelaskan, portal Sinta COVID-19 berisi kumpulan aktivitas peneliti Indonesia berupa riset dan kekayaan intelektual terkait COVID-19, baik berupa publikasi, hak cipta, produk, maupun bentuk kekayaan intelektual lain.

"Semua peneliti Indonesia dapat menyumbangkan karyanya melalui akun author Sinta," kata dia.

Berdasarkan data yang tercantum dalam portal tersebut, terdapat beberapa penelitian terbaru. Di antaranya Rancang Bangun Mesin Humidifier sebagai Proteksi Pencegahan COVID-19 dengan Cairan Disinfektan Alami Sereh Wangi, Carotenoids from Female Sally Lightfoot Crab Carapace as Potential Anti-Sars-CoV-2 Compounds, Sistem Pendeteksi Suhu Tubuh Manusia sebagai deteksi awal COVID-19 berbasis MCU and Internet of Things (IoT), dan Propolis Indonesia untuk Infeksi COVID-19.

Dalam portal tersebut juga tercantum beberapa publikasi terbaru. Di antaranya Disaster Communications for Handling Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) in Indonesia, Review and analysis of current responses to COVID-19 in Indonesia: Period of January to March 2020, Interleukin-6 as a Potential Biomarker of COVID-19 Progression, Interleukin-6 Levels of Children with SARS-CoV-2 Infection, dan Crucial Laboratory Parameters in COVID-19 Diagnosis and Prognosis: An Updated Meta-Analysis.

2. Penelitian berjalan terus seiring penerapan new normal

Ilustrasi kasus virus corona. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra

Sebelumnya, Bambang mengatakan, saat new normal atau normal baru berjalan, setiap sektor ekonomi harus melakukan penelitian yang berbasis epidemiologis, untuk memastikan protokol kesehatan di bidang tertentu.

"Misal, di Malaysia sudah mulai membuka kegiatan. Tapi dengan batasan sangat ketat, sehingga restoran itu gak boleh diisi penuh, bahkan diisi kuota. Di Thailand setelah membuka kegiatan, ketika kita transaksi mau membayar pakai cash, maka si toko wajib menyediakan plastik. Sehingga, Anda tidak harus menyentuh langsung uang kertas dari toko. Itu untuk mencegah penyebaran virus," kata dia.

3. Banyak aspek penelitian bisa dilakukan saat new normal

Ilustrasi rapid test (IDN Times / Haikal)

Bambang mengatakan, banyak aspek penelitian yang bisa dilakukan. Dalam bidang sosial, misalnya, bisa diteliti sejauh mana masyarakat siap menghadapi new normal.

"Atau sejauh mana masyarakat siap menghadapi kenyataan bahwa kondisi normal sebelumnya mungkin tidak akan dia temukan lagi dalam waktu yang lama," kata dia.

Dalam hal screening, menurut Bambang, penelitian terkait rapid test atau tes cepat virus corona sangat dibutuhkan pada masa depan. Sebab, rapid test bisa digunakan untuk mengecek apakah seseorang terinfeksi COVID-19 atau tidak.

"Misal dalam suatu event, rapid test bisa jadi alat seleksi, siapa yang boleh masuk atau tidak (ke tempat acara). Selain itu juga riset terkait social distancing," kata dia.

Baca Juga: Pemerintah Siapkan Protokol Kesehatan Berbagai Sektor untuk New Normal

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya