TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Penusukan Syekh Ali Jaber, Menag: Belajarlah dari Kisah Usamah 

Agama tidak mengajarkan menyakiti, apalagi membunuh

Syekh Ali Jaber menggelar konferensi pers terkait kejadian penikaman dialaminya di Kota Bandar Lampung, Senin (14/9/2020). (IDN TImes/Martin L Tobing).

Jakarta, IDN Times - Menteri Agama Fachrul Razi mengecam keras dua kejadian beruntun serangan terhadap tokoh agama belakangan ini. Pertama, penusukan yang melukai pendakwah kondang Syekh Ali Jaber di Lampung, dan kedua bahkan menewaskan seorang imam ketika salat subuh di sebuah masjid di Tanjung Rancing, Kayu Agung, Ogan Komering Hilir, Sumatra Selatan.

“Dalam Islam, ulama adalah pewaris para nabi. Merekalah yang mendapat amanah menyampaikan pesan-pesan ilahi dan kemanusiaan di muka bumi, membunuhnya adalah sebuah kejahatan ganda," ujar Menag dalam keterangan tertulis, Selasa (15/9/2020).

Baca Juga: Syekh Ali Jaber Sebut Pelaku Penusukan Terlihat Mengincar Leher

1. Masyarakat diminta belajar dari kisah Usamah bin Zaid

Menteri Agama, Fachrul Razi mengecam tindakan penusukan terhadap Syekh Ali Jaber saat berdakwah di Lampung (Dok. Humas Kementerian Agama)

Menag mengimbau masyarakat belajar dari kisah Usamah bin Zaid, panglima perang termuda yang pernah membunuh lawannya dalam sebuah perang jihad. Usai perang, Usamah bercerita kepada Rasulullah, dalam perang ia berhadapan dengan seorang laki-laki bernama Mirdas bin Nahik. Saat Usamah berhasil memojokkan dan hendak menghabisinya, Mirdas mengucapkan syahadat. Namun, Usamah tetap saja membunuhnya.

Mendengar cerita sahabatnya itu, Rasul menegur, "Bagaimana bisa engkau membunuh orang yang sudah mengucap kalimat syahadat?" Rasul menegur Usamah yang tetap membunuh laki-laki itu. Padahal, dia telah mengucapkan syahadat. Seorang Muslim sesungguhnya tidak berhak menilai isi hati dan kebenaran keislaman seseorang.

2. Menag: Agama tidak mengajarkan untuk menyakiti, apalagi membunuh sesama

Menteri Agama, Fachrul Razi (IDN Times/Margith Juita Damanik)

Menag mengingatkan agama tidak mengajarkan menyakiti, apalagi membunuh sesama. “Dalam pesan terakhirnya ketika haji wada’, Rasulullah tegas berpesan bahwa haram bagi setiap insan untuk menumpahkan darah saudaranya. Ini adalah pesan kemanusiaan tertinggi dalam Islam," katanya.

Dalam sejarah, Usamah pun sangat menyesali perbuatannya. Ia lalu berjanji tak akan pernah lagi membunuh orang atau pun musuh yang telah mengucapkan syahadat. Saat terjadi perselisihan antara Khalifah Ali dan Mu'awiyah, Usamah memilih netral bersama sejumlah sahabat lainnya.

“Menumpahkan darah dan membunuh manusia tanpa alasan sangat bertentangan dengan esensi ajaran agama. Islam diyakini sebagai agama pembawa rahmat bagi alam semesta,” ujar Menag.

Baca Juga: 7 Fakta Kasus Penusukan Pendakwah Syekh Ali Jaber di Lampung

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya