Penusukan Syekh Ali Jaber, Menag: Belajarlah dari Kisah Usamah
Agama tidak mengajarkan menyakiti, apalagi membunuh
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Menteri Agama Fachrul Razi mengecam keras dua kejadian beruntun serangan terhadap tokoh agama belakangan ini. Pertama, penusukan yang melukai pendakwah kondang Syekh Ali Jaber di Lampung, dan kedua bahkan menewaskan seorang imam ketika salat subuh di sebuah masjid di Tanjung Rancing, Kayu Agung, Ogan Komering Hilir, Sumatra Selatan.
“Dalam Islam, ulama adalah pewaris para nabi. Merekalah yang mendapat amanah menyampaikan pesan-pesan ilahi dan kemanusiaan di muka bumi, membunuhnya adalah sebuah kejahatan ganda," ujar Menag dalam keterangan tertulis, Selasa (15/9/2020).
Baca Juga: Syekh Ali Jaber Sebut Pelaku Penusukan Terlihat Mengincar Leher
1. Masyarakat diminta belajar dari kisah Usamah bin Zaid
Menag mengimbau masyarakat belajar dari kisah Usamah bin Zaid, panglima perang termuda yang pernah membunuh lawannya dalam sebuah perang jihad. Usai perang, Usamah bercerita kepada Rasulullah, dalam perang ia berhadapan dengan seorang laki-laki bernama Mirdas bin Nahik. Saat Usamah berhasil memojokkan dan hendak menghabisinya, Mirdas mengucapkan syahadat. Namun, Usamah tetap saja membunuhnya.
Mendengar cerita sahabatnya itu, Rasul menegur, "Bagaimana bisa engkau membunuh orang yang sudah mengucap kalimat syahadat?" Rasul menegur Usamah yang tetap membunuh laki-laki itu. Padahal, dia telah mengucapkan syahadat. Seorang Muslim sesungguhnya tidak berhak menilai isi hati dan kebenaran keislaman seseorang.
Baca Juga: 7 Fakta Kasus Penusukan Pendakwah Syekh Ali Jaber di Lampung