Polemik Tuntutan Ojek Online, Grab: Tarif Naik Belum Tentu Menambah Penghasilan
Belum ada kejelasan apakah tarif akan naik
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Perusahaan aplikasi Grab Indonesia angkat bicara terkait tuntutan kenaikan tarif oleh para pengemudi ojek online. Seperti diketahui, ribuan pengemudi ojek online telah melakukan aksi demonstrasi besar-besaran pada Selasa (27/3) di Istana Negara, Jakarta. Mereka menuntut kenaikan tarif dari Rp1.600,00 menjadi Rp 4.000,00 per kilometer.
Lalu, apakah sudah diambil keputusan?
Baca juga: Bertemu Pihak Kemenhub Grab dan Go-Jek Siap Naikkan Tarif
1. Kenaikan tarif berpotensi menurunkan pemesanan
Managing Director Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata mengatakan, ada persepsi yang salah mengenai fokus protes pendemo, yakni kenaikan tarif.
"Naik tarif gak serta merta menaikkan pendapatan. Tarif yang diminta itu lebih dari dua kali lipat. Perbandingannya luar biasa. Menaikkan tarif berpotensi menurunkan pendapatan," ujar Ridzki di Kantor Grab Indonesia, Jakarta, Jumat (6/4).
Ridzki mencontohkan, dengan tarif Rp 2.000,00 per kilometer pengemudi bisa mendapatkan 20 pemesanan dalam sehari. Pengemudi pun mendapatkan penghasilan Rp 400 ribu. Namun, ketika tarif dinaikan jadi Rp 4.000,00 per kilometer, pengemudi bisa hanya mendapatkan 7 pemesanan dengan penghasilan Rp280 ribu.
"Potensinya gak ada yang mesen. Permintaan yang gak bertanggung jawab bisa membayakan mitra pengemudi," kata Ridzki.
Baca juga: Grab Persilakan Pengemudi Uber Bergabung