TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Bahas Pertahanan Rakyat Semesta, Prabowo: Tidak Sampai Wajib Militer

Mahasiswa akan dilibatkan dalam Pertahanan Rakyat Semesta

Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (IDN Times / Irfan Fathurohman)

Jakarta, IDN Times - Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto memaparkan konsep Pertahanan Rakyat Semesta saat rapat kerja bersama Komisi DPR, Senin (11/11). Pertahanan Rakyat Semesta dinilai cocok diterapkan di negara yang belum memiliki sistem pertahanan yang canggih.

“Tentunya harus kita ikut sertakan (Kemendikbud) karena dalam kompetensi cadangan, itu juga menyangkut pembentukan kekuatan cadangan kita yang akan mengandalkan kekuatan rakyat,” kata Prabowo setelah melakukan rapat besama Komisi l di Kompleks Parlemen DPR, Senin (11/11).

1. Prabowo mengincar golongan terdidik sebagai cadangan pertahanan

IDN Times/Irfan Fathurohman

Tak tanggung-tanggung, mantan Danjen Kopassus itu menargetkan golongan terdidik untuk kekuatan cadangan pertahanan. Prabowo menyebut mahasiswa salah satu komponen dari Pertahanan Rakyat Semesta.

“Terutama para golongan terdidik, S3, S2, dan S1 lalu golongan mahasiswa,” tuturnya.

2. Prabowo tegaskan konsepnya adalah komponen cadangan

IDN Times/Irfan Fathurohman

Ketua Umum Partai Gerindra itu menyadari Undang-Undang tentang Pengelolaan Sumber Daya Nasional (PSDN) tentang bela negara bersifat sukarela. Namun ia menegaskan jika konsepnya bersifat komponen cadangan.

“Saya kira dalam UU kita tidak sampai di situ (wajib militer), tapi lebih bersifat komponen cadangan. Nanti pada saatnya akan kita tampilkan,” ucap Prabowo.

3. Prabowo berkaca ketika masa Indonesia dijajah

IDN Times / Irfan Fathurohman

Mengenai konsep lebih detilnya, Prabowo berkaca pada masa ketika Indonesia mengusir penjajah. Prabowo mengklaim konsep tersebut telah menjadi doktrin pertahanan yang dianut Indonesia selama ini. Menurut Prabowo, konsep Hankamrata ini masih berlaku di Indonesia.

“Ini sudah lama kan, konsep kita dari dulu memang demikian, 45-50an sudah teruji sejarah, kita tinggal mutakhirkan, modernisasikan, sesuai kondisi bangsa,” ucapnya.

Baca Juga: Prabowo: Peluru dan Roket Kita Bisa Buat di Dalam Negeri

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya