TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Blak-blakan Mengakhiri Koalisi, Demokrat Diusir Gerindra?

Benarkah Demokrat siap bermanuver ke Jokowi-Ma'ruf?

IDN Times/Irfan fathurohman

Jakarta, IDN Times - Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Arief Poyuono menyarankan Partai Demokrat keluar dari koalisi partai pendukung pasangan capres dan cawapres nomor urut 02, Prabowo Subianto–Sandiaga Uno.

Ia juga meminta Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) beserta jajarannya untuk tidak bersikap seperti serangga undur-undur.

Apa maksud pernyataan Poyuono? 

Baca Juga: Sandiaga Beri Petunjuk Siapa Setan Gundul yang Dimaksud Andi Arief

1. Arief Puyuono usir Demokrat

IDN Times/istimewa

Arief menyampaikan kepada Demokrat agar bersikap tegas, apabila memang ingin keluar dari koalisi. Menurutnya, Partai Demokrat tidak perlu menunjukkan sikap ogah-ogahan dalam mendukung Prabowo–Sandiaga.

"Demokrat sebaiknya keluar saja dari koalisi Adil Makmur, jangan elitenya dan ketum kayak serangga undur-undur ya, mau mundur dari koalisi saja pakai mencla-mencle segala. Monggo keluar saja deh," kata Arief dalam keterangan tertulisnya, Jumat (10/5).

2. Arief sebut Demokrat penyebab melorotnya elektoral Prabowo-Sandiaga

ANTARA FOTO/Zabur Karuru

Lagi pula, menurut Arief, Partai Demokrat tidak memiliki efek elektoral saat menjadi salah satu partai koalisi pendukung Prabowo - Sandiaga. Arief menyebut, Demokrat malah membuat elektoral Prabowo-Sandiaga merosot.

"Wong enggak ada pengaruhnya menghasilkan suara Prabowo-Sandiaga kok selama ini. Malah menurunkan suara loh," ujarnya.

Baca Juga: PDIP Akan Dialog dengan Gerindra Soal Koalisi

3. Karena apa Demokrat diusir?

IDN Times/Fitang Budhi Adhitia

Sebelumnya, Partai Demokrat blak-blakan menegaskan bakal mengakhiri kerja sama dalam koalisi partai pendukung Prabowo-Sandiaga jika KPU menyatakan Jokowi-Ma'ruf Amin pemenang Pilpres 2019.

Kepala Divisi Advokasi dan Bantuan Hukum Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean mengatakan, hal tersebut dilakukan karena partainya mempunyai kewajiban mengawal pemerintahan.

"Kalau Pak Jokowi yang diputuskan menang, maka kerja sama koalisi berakhir, karena pilpres juga berakhir," kata Ferdinand di Kantor KPU RI, Jalan Imam Bonjol, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (6/5).

4. Demokrat akan bersikap setelah keputusan KPU

IDN Times/Ilyas Listianto Mujib

Ferdinand mengatakan, sikap Partai Demokrat akan ditentukan setelah KPU RI mengumumkan hasil Pemilu 2019 pada 22 Mei. Setelahnya, kata dia, Demokrat akan mempertimbangkan bergabung dengan Koalisi Indonesia Kerja yang menyokong Capres Cawapres nomor urut 1 Jokowi-Ma'ruf Amin.

Hal tersebut, akan dibahas dalam rapat majelis tinggi yang dipimpin langsung oleh Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

"Kalau Jokowi mengajak kami, akan dipertimbangkan dan dibahas oleh majelis tinggi yang dipimpin SBY. Kalau tidak diajak, enggak mungkin juga kami masuk ke pemerintahan,” tuturnya.

Baca Juga: Isu Pecah Kongsi di Koalisi, Demokrat: Kader Jangan Ribut di Medsos

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya