TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

IDAI Kirim Satgas Bencana Bantu Penanganan Gempa di Pasaman

IDAI ungkap satu balita jadi korban meninggal dunia

Warga korban gempa mengungsi dan bermalam di tenda pengungsian di halaman Kantor Bupati Pasaman Barat pada Jumat malam (25/2/2022). (ANTARA/Fathul Abdi)

Jakarta, IDN Times - Satgas Bencana Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengirimkan bantuan tenaga medis ke lokasi terdampak gempa yang di wilayah Pasaman, Padang, Sumatra Barat. Satgas yang diwakili IDAI Cabang Sumatra Barat itu terdiri dari dua orang dokter spesialis anak dan empat dokter umum residen anak.

Ketua IDAI Sumatra Barat, Finny Fitry Yani, mengatakan pihaknya telah menyiapkan tim yang akan turun ke lapangan untuk memitigasi dan penanganan korban bencana, terutama anak-anak di wilayah terdampak gempa, untuk satu minggu ke depan secara bergiliran.

“Setiap tim akan terdiri dari dua dokter spesialis anak dan empat dokter residen. Kami juga berkoordinasi dengan IDI wilayah Sumatra Barat dan organisasi profesi medis lainnya serta Basarnas dan BNPB untuk penanganan korban, terutama anak-anak,” ujar Finny lewat keterangan tertulisnya, Minggu (27/2/2022).

Baca Juga: Kisah Anismar Korban Gempa Pasaman, Tertimpa Puing Masjid Saat Yasinan

1. Sebanyak 190 anak jadi korban gempa Sumbar

Evakuasi korban gempa yang tertimbun reruntuhan Masjid Raya Kajai Kecamatan Talamau, Kabupaten Pasaman Barat, Sumbar menggunakan alat berat. (ANTARA)

Finny menjelaskan bantuan donasi dari anggota IDAI seluruh Indonesia dipusatkan di IDAI Sumatra Barat. Menurutnya, sebagian besar sudah didistribusikan dalam bentuk barang kebutuhan pokok dan perlengkapan vital terutama untuk anak-anak.

“Tim pertama Satgas Bencana IDAI Sumatra Barat terdiri dari dr Indra Ihsan SpA(K) dan dr Ronaldi Noor, SpA serta empat dokter residen di wilayah Nagari Kajai mendapati terdapat tiga korban anak, di mana satu anak dengan kejang demam dan satu anak dengan epilepsi putus pengobatan setelah ditangani oleh tim lalu dirujuk ke RS setempat di Pasaman, saat di posko pengungsian juga ditemukan satu anak dengan kecurigaan hepatitis A,” ujarnya.

Satgas Bencana IDAI Sumatra Barat, Indra Ihsan, mengatakan dari total lima ribu pengungsi di wilayah Nagari Kajai, terdapat 190 anak. Mereka terdiri dari 20 bayi di bawah usia satu tahun, 50 balita, dan 120 anak usia di atas lima tahun hingga 15 tahun.

2. Anak-anak terdampak bencana alami diare

Gempa Pasaman Barat. Doc. IDN

Tim kedua dari Satgas Bencana IDAI Sumatra Barat yang terdiri dari tiga orang dokter spesialis anak, enam orang dokter residen tiba di lokasi Nagari Kajai dan Sebagian tim akan menuju ke Malampah yang jalurnya baru dibuka pada hari ini oleh Basarnas.

Ketua Satgas Bencana IDAI, Kurniawan Taufiq Kadafi, mengatakan IDAI sudah mendirikan posko kesehatan darurat di Kajai. Posko ini dibangun untuk mendukung fasilitas kesehatan Puskesmas Kajai.

Dari pemantauan Tim Satgas Bencana IDAI di dua wilayah terdampak (Kajai dan Malampah), anak-anak di wilayah tersebut hari ini mulai tampak menderita diare karena kurangnya air bersih. Apalagi, pada saat tenda pengungsian didirikan sehari sebelumnya, hujan masih berlangsung.

Baca Juga: BMKG Revisi Kekuatan Gempa Pasaman Barat Jadi Magnitudo 6,1

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya