TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Ketua Umum Golkar Dipilih Aklamasi? Ini Kata Bambang Soesatyo 

Bamsoet dan Airlangga masih jadi kandidat terkuat

IDN Times/Abdurrahman

Jakarta, IDN Times - Wakil Bendahara Umum DPP Golkar Satya Widya Yudha mengatakan ada kemungkinan Ketua Umum Golkar dipilih secara aklamasi dalam rapat pleno.  

"Semuanya mungkin, jadi kita tidak boleh mengatakan bahwa itu tidak mungkin. Jadi, aklamasi mungkin, tidak aklamasi pun juga mungkin," ujar Satya di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (9/6).

Baca Juga: Andi Sinulingga: Tidak Ada Budaya Pecat-Pecat di Golkar

1. Bamsoet dan Airlangga masih jadi kandidat kuat jadi Ketum Golkar

IDN Times/Marisa Safitri

Sejauh ini, calon Ketua Umum Partai Golkar yang sudah resmi mendeklarasikan diri adalah petahana Airlangga Hartarto. Nama lain yang kuat adalah Wakil Koordinator Bidang Pratama Partai Golkar Bambang Soesatyo.

“Menurut Satya, nama calon ketum lain bisa muncul. Asal terpenuhi dukungan DPD sekitar 30 persen dari pemegang suara 556 atau minimal 150 suara,” ujar Setya.

"Nah sekarang siapa orang yang mencalonkan diri, mampu memenuhi treshold itu. Kita tunggu," kata dia.

2. Rapat pleno belum ditentukan waktunya

IDN Times/Abdurrahman

Satya mengatakan pleno untuk membahas Musyawarah Nasional (Munas) sedang dirumuskan. Kata dia, pleno segera dilaksanakan.

"Nanti Kesekjenan Golkar akan merumuskan pada waktu yang tepat," kata Satya.

3. Bamsoet menduga ada upaya rancangan aklamasi dalam rapat pleno

IDN Times/Ammang

Sebelumnya Wakil Koordinator Bidang Pratama Partai Golkar Bambang Soesatyo (Bamsoet) mencium ada upaya merancang aklamasi dalam proses pemilihan calon Ketua Umum Partai Golkar dalam Musyawarah Nasional (Munas) Desember 2019 mendatang. Padahal, kata dia, tidak boleh ada aklamasi dalam pencalonan ketua umum di partai berlambang pohon beringin tersebut.

"Ya kita melihat ada indikasi ke arah sana (aklamasi), menurut saya seperti praktik yang terjadi sebelumnya. Ini enggak boleh di Golkar tidak terbiasa itu ketua umum lahir dari rapat pleno atau aklamasi, tetapi lahir dari Munas Golkar biasanya panas tapi kemudian bersatu kembali," kata Bamsoet di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (8/7).

4. Dukungan banyak dari kader adalah indikasi aklamasi

IDN Times/istimewa

Bamsoet menuturkan, ada beberapa indikasi aklamasi. Salah satunya adalah membawa pendukung sebanyak-banyaknya ke rapat pleno partai.

"Ini kan pernah terjadi kemarin ya, jadi ini enggak boleh lagi. Ketua umum Partai Golkar itu harus lahir dari Munas yang demokratis," ungkapnya.

Baca Juga: Jadwal Munas Golkar Terhalang Rapat Pleno yang Tak Kunjung Digelar

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya