TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Menjemput Keluarga Wita yang Tak Pernah Datang

Wita bersama keluarganya menjadi korban Lion Air JT 610

IDN Times/Irfan Fathurohman

Pangkalpinang, IDN Times - “Mama bilang sama ayah, jemput, kami sudah masuk pesawat,” pinta dokter gigi Wita Seriani kepada ibunya, Susmawati, sebelum masuk pesawat Lion Air JT 610, yang akan lepas landas pukul 06.20 WIB dari Jakarta ke Pangkalpinang, Senin (29/10). Pesan itu disampaikan melalui pesan singkat elektronik.

Atas permintaan anaknya itu, sang ayah, Anshori, lekas berangkat ke Bandara Depati Amir Pangkalpinang. Namun hingga pukul 09.00 WIB, ia tak kunjung menemui Wita beserta keluarganya di bandara. 

Tak lama kemudian, Anshori menerima kabar pesawat yang ditumpangi anaknya itu hilang kontak dan jatuh di perairan Tanjung Kawarang, Jawa Barat. Ia gusar.

Wita (26) pergi bersama suaminya, Rizal Gilang (27), dan anak pertamanya dari hasil pernikahan mereka pada 23 Oktober 2016, Kyara Aurine (15 bulan).

Baca Juga: Pelukan sang Pengantin Baru Sebelum Menumpang Lion Air JT 610

1. Keluarga Wita terpukul akibat musibah Lion Air JT 610

IDN Times/Irfan Fathurohman

Sejak kabar duka itu menimpa keluarga Wita, Susmawati, belum dapat ditemui tamu. Ia mengurung diri kediamannya Jalan Padang Parit, Sungailiat, Bangka Induk. Sejak tragedi jatuhnya Lion Air JT 610, rumah Susmawati digelar pengajian.

Selasa malam (30/10), Susmawati terlihat duduk di sudut rumahnya mengikuti pengajian. Ia memakai mukena putih dan turut memanjatkan doa-doa besama kerabat dan tetangga. Malam itu, ia baru bersedia ditemui awak media.

“Sebelumnya mana mau, dari kemarin ada wartawan tapi wawancaranya dengan saya,” ucap paman Wita, Kamaludin.

2. Wita menghadiri ulang tahun perusahaan suami

IDN Times/Irfan Fathurohman

Dengan suara lirih, Susmawati berusaha menceritakan kenangan terakhir Wita bersama keluarga. Menurut dia, suami Wita, Gilang yang bekerja di PT PLN Palembang harus menghadiri acara ulang tahun perusahaannya di Bengkulu. 

Gilang yang ditunjuk sebagai panitia lalu mengajak Wita dan buah hatinya. Berangkat lah Gilang menjemput Wita dan Kyara di Pangkalpinang.

“Jemput istrinya transit di Jakarta jam 11.50 WIB hari Rabu, dari Jakarta langsung ke Bengkulu. Selesai acara PLN mereka balik ke Jakarta, Minggu (berlibur di Jakarta). Setelah Minggu nya mereka mau pulang ke Bangka lagi, Senin pagi mereka berangkat untuk naik pesawat jam 06.20 WIB. Nah, gitulah kronologinya,” papar Susmawati.

Sebelumnya, Gilang dan Wita berencana pulang ke Pangkalpinang sepagi mungkin, karena Wita harus masuk kerja di Puskesmas Sungailiat. 

“Sorenya Gilang mau balik lagi ke Bengkulu,” ucap nenek yang berprofesi sebagai guru di SDN 8 Sungailiat itu.

Baca Juga: Ketika Maut Menghadang Keluarga Anyung untuk Menghadiri Pemakaman

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya