TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Perjuangan Gigih Rahmadi, dari Office Boy Jadi Anggota Polri

Rahmadi awalnya berpikir jadi polisi perlu biaya tinggi

Seorang office boy di Polres Kubu Raya berhasil lolos menjadi anggota Polri. (youtube.com/DIV HUMAS POLRI)

Jakarta, IDN Times - Jalan hidup seseorang tak bisa ditebak. Begitu pun cerita Rahmadi, seorang office boy di Polres Kubu Raya, Kalimantan Barat, yang berhasil lolos menjadi anggota Polri. 

Dengan tekad dan keyakinan yang kuat, Rahmadi menerjang semua keterbatasan yang ada. 

Menjadi seorang office boy bukan pilihan hidup yang dijalani Rahmadi. Ia terpaksa bekerja apa pun demi meringankan ekonomi orang tuanya. 

“Karena saat itu saya sudah lulus sekolah, artinya saya harus kerja untuk meringankan beban orang tua. Setelah setahun bekerja di sini, saya lihat ada penerimaan anggota Polri,” ujar Rahmadi dalam YouTube Divisi Humas Polri, Rabu (4/8/2021).

Baca Juga: Cerita Haru Tukang Bangunan Lolos Jadi TNI Berkat Dukungan Sahabat

1. Setahun bergelut dengan sapu dan kain pel, membentuk cita-cita sebagai anggota Polri

Seorang office boy di Polres Kubu Raya berhasil lolos menjadi anggota Polri. (youtube.com/DIV HUMAS POLRI)

Lulus sekolah menengah atas, merupakan bekal satu-satunya yang dimiliki Rahmadi. Ia sudah mencoba berbagai peruntungan, namun berlabuh menjadi seorang office boy di Polres Kubu Raya. 

Setahun lamanya, ia menjalani hidup dengan membersihkan setiap jengkal lantai dan halaman Polres Kubu Raya. Selama itu, terbesit dalam pikirannya membentuk mimpi sebagai anggota Polri. 

“Awalnya saya tidak mau, karena mendengar isu yang beredar masuk anggota Polri perlu biaya yang banyak,” ujar Rahmadi. 

2. Persepsi Rahmadi: Jadi anggota Polri perlu biaya tinggi

Seorang office boy di Polres Kubu Raya berhasil lolos menjadi anggota Polri. (youtube.com/DIV HUMAS POLRI)

Hari itu tiba, sebuah banner terpampang di halaman Polres Kubu Raya, ‘Penerimaan Anggota Polri Polres Kubu Raya’. Melihat pintu mimpinya itu, ia tak ingin melewatkannya. 

Berhari-hari ia menimbang segala kemungkinan yang bisa terjadi dari banyak keterbatasan, ekonomi salah satunya. Kerena ia percaya, menjadi anggota Polri perlu merogoh kantong dalam-dalam.

“Sedangkan keadaan ekonomi keluarga hanya cukup buat makan. Tapi saya kesampingkan itu semua dan saya coba mendaftar,” ujarnya.

Baca Juga: Kapolri Instruksikan Jajaran TNI-Polri Percepat Distribusi Bansos 

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya