TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Wiranto Bantah Jual Hanura Rp200 Miliar ke Oesman Sapta Odang

OSO juga membantah isu tersebut

Jumpa pers Dewan Pembina Hanura Wiranto, Jakarta (18/12) (IDN Times/Irfan Fathurohman)

Jakarta, IDN Times - Wiranto bantah isu bahwa dia menjual Partai Hanura seharga Rp200 miliar kepada Oesman Sapta Odang (OSO), yang kini kembali menjadi Ketua Umum Partai Hanura.

“Pada saat saya menyerahkan jabatan ketua umum dari saya ke OSO timbul isu, Pak Wiranto jual partai ini, Pak Wiranto dapat Rp200 miliar, ampun deh besar sekali," kata Wiranto di Senayan, Jakarta, Rabu (18/12).

"Saya katakan di sini, demi Allah tidak sepeser pun saya terima duit dari OSO, bahkan saya larang kita minta uang dari OSO," sambung Wiranto.

Baca Juga: Wiranto Mundur, Kubu OSO: Alhamdulillah Hanura Terselamatkan

1. OSO juga bantah isu Wiranto jual Partai Hanura

Jumpa pers Ketua Umum Partai Hanura Oesman Sapta Odang. (IDN Times/Irfan Fathurohman)

Tidak hanya Wiranto, OSO juga membantah dengan menegaskan isu tersebut tidak benar. Ia dan Wiranto hanya ada komitmen untuk membesarkan Partai Hanura.

“Haaaa, wah saya tidak mau memfitnah Pak Wiranto karena gak bener itu. Waduh itu kasian Pak Wiranto kalau dituduh menjual partai. Saya menolak itu, yang ada kita berkomitmen untuk membesarkan Partai Hanura,” ujar OSO di Hotel Sultan, Jakarta, Rabu (18/12).

2. Wiranto sebelumnya menyerahkan posisi ketua umum karena dipilih menjadi Menko Polhukam

Ketua Wantimpres Wiranto memberikan keterangan pers, di Kompleks Istana Negara, Jakarta Pusat, Jumat 13 Desember 2019. (IDN Times/Teatrika Handiko Putri)

Versi cerita Wiranto, ia membuka pakta integritas yang diteken oleh OSO sebelum OSO mendapat mandat sebagai ketua umum Hanura menggantikan dirinya. Saat itu pada 2016, Wiranto tak bisa menjabat lagi sebagai ketum karena ditunjuk sebagai Menko Polhukam di periode pertama Presiden Joko ‘Jokowi’ Widodo.

"Juga ingin tunduk kepada AD/RT, akan menjaga soliditas partai, akan menambah suara di DPR pada pemilu yang akan datang, akan memasukkan teman-teman di DPD untuk menjadi caleg Hanura, paling tidak 36 orang, malah ditambah menjadi 50 orang, Pak Subagyo dengar sendiri," sebut pendiri Hanura itu.

3. Ada sanksi jika OSO tidak memenuhi poin-poin pakta integritas

Ketua Umum Partai Hanura Oesman Sapta Odang. (IDN Times/Irfan Fathurohman)

Wiranto yang baru saja mundur dari posisi Ketua Dewan Pembina Hanura ini menyebut, ada sanksi apabila poin-poin itu tidak dipenuhi oleh OSO. Sanksi tersebut adalah pengunduran diri OSO dari posisi ketua umum.

"Kalau sampai itu tidak ditaati, maka saudara OSO sebagai ketum akan secara tulus dan ikhlas tanpa paksaan mengundurkan diri sebagai ketum Hanura," tutur Wiranto.

4. Wiranto mundur dari Dewan Pembina Partai Hanura

Jumpa pers Dewan Pembina Hanura Wiranto, Jakarta (18/12) (IDN Times/Irfan Fathurohman)

Sebelumnya, Wiranto menggelar jumpa pers menjawab klaim kubu Ketua Umum Oesman Sapta Odang bahwa dia sudah tidak ada dalam struktur kepengurusan Partai Hanura. Ia akhirnya memilih mundur sebagai Ketua Dewan Pembina Hanura.

“Saya menyatakan diri mundur dari Dewan Partai Hanura,” kata Wiranto di Kawasan Senayan, Jakarta, Rabu (18/12).

Wiranto mengaku tak ingin Hanura terus menerus dalam situasi konflik saling berebut kekuasaan. “Saatnya hati nurani berbicara,” ujarnya.

Wiranto mengaku hanya akan fokus pada amanat Presiden sebagai Ketua Dewan Pertimbangan Presiden. Ia juga tak mau terus dituduh sebagai pengkhianat partai.

Baca Juga: Wiranto: Oesman Sapta Janji Jadi Ketua Umum Hanura Hanya Sampai 2019

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya