TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Jastip Jajanan, Penggerak Roda Ekonomi saat PSBB di Jakarta

Berkat jastip makan dan minum, roda ekonomi terus berputar

Jasa titip makanan dan minuman oleh komunitas Grab Gojek on Twitter di DKI Jakarta. Dok. IDN Times/Istimewa

Jakarta, IDN Times - Bukan rahasia lagi bahwa wabah virus corona secara masif mampu mengganggu proses perputaran roda ekonomi. Kebijakan karantina wilayah, lockdown, atau Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang dipakai Pemerintah Indonesia, memaksa banyak warga untuk beraktivitas dan bekerja dari rumah.

Praktis, hal itu berimbas kepada penurunan kegiatan perekonomian secara besar-besaran. Pekerja kantoran banyak yang bekerja dari rumah, yang secara otomatis menghilangkan pendapatan para driver ojek online (ojol). Bahkan di PSBB wilayah DKI Jakarta, sejumlah layanan angkut penumpang seperti GoRide dan Grabbike tak bisa diakses karena PSBB.

Namun bak berkah di tengah wabah, kemampuan manusia beradaptasi sekali lagi menunjukkan kekuatannya. Di tengah kepungan wabah virus corona dan kebijakan PSBB yang melumpuhkan ekonomi, usaha jasa titip (jastip) makanan menjadi oase di tengah keringnya pendapatan para pedagang kecil dan ojol. Setidaknya, itu yang nampak di DKI Jakarta.

Baca Juga: Jastip sampai Joki Game, 9 Profesi Ini Bisa Hasilkan Banyak Uang Lho!

1. Jastip jajanan Jakarta, upaya terus menjaga perputaran ekonomi pedagang dan ojol

(Polisi membagikan beras kepada pengemudi ojek daring saat kegiatan imbauan penggunaan masker di Jalan Dr Ir H Soekarno, Surabaya, Jawa Timur, Kamis (9/4/2020). Kegiatan itu untuk mencegah penyebaran Virus Corona (COVID-19) dan meringankan beban ekonomi para pengemudi ojek daring) ANTARA FOTO/Didik Suhartono

Di DKI sendiri, PSBB tercatat terjadi selama 3 kali dan kini telah menjalani fase PSBB transisi menuju normal baru. Sejak PSBB tahap pertama dimulai pada 10 April 2020, Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, sudah 2 kali memperpanjang masa PSBB sampai terakhir pada 4 Juni 2020.

Selama itu pula, praktis roda ekonomi mulai terdampak. Banyaknya pekerja yang bekerja dari rumah serta para pelajar yang diharuskan belajar dari rumah, membuat para pedagang jajanan dan ojol kehilangan sebagian besar pendapatannya. Di tengah situasi itu pula, usaha jastip menjadi solusi.

Selama masa PSBB itu pula, usaha jastip menjadi primadona. Bagi beberapa warga, jastip membuat mereka masih dapat  membeli beberapa makanan dan minuman yang selama ini rutin mereka nikmati di hari-hari normal, meski kenyataannya mereka harus tinggal di rumah.

Sementara bagi ojol dan para pedagang, jastip ini sukses menjaga perputaran ekonomi mereka dan tetap membuat pendapatan mereka tetap mengalir di tengah PSBB. Ditambah lagi, biaya jastip nyatanya lebih terjangkau dibanding ketika kamu memesan makanan dan minuman via aplikasi ojek online.

Untuk membuktikan hal itu, IDN Times coba menggunakan layanan jastip ini pada Rabu (24/6) malam kemarin.

Kami coba memesan Nasi Bebek Cak Malik, makanan khas Madura yang kebetulan berjualan di daerah Tebet, Jakarta Selatan. Lewat salah satu driver ojol yang membuka layanan jastip, sang driver yang kami kenal kemudian dengan nama Dwi Pujiantoro itu "hanya" mengenakan tarif Rp30 ribu untuk mengantar makanan dari Tebet menuju Cilandak.

Sebagai perbandingan saja, bila memesan makanan dari Tebet ke Cilandak menggunakan aplikasi, ongkos kirim yang tertera bisa menembus Rp45-50 ribu dalam sekali jalan.

2. Komunitas G.O.T, kumpulan para driver ojol yang buka layanan jastip jajanan di Jakarta

IDN Times/Debbie Sutrisno

Lewat Dwi Pujiantoro, kami kemudian dikenalkan oleh Mamad, koordinator komunitas Grab Gojek on Twitter atau yang kemudian akrab disebut sebagai G.O.T. Komunitas ini sendiri adalah komunitas para driver ojol yang tersebar di wilayah Jabodetabek.

"Tujuan awalnya, sih, saya dan teman-teman berinisiatif untuk membuka jastipan ini karena waktu psbb diberlakukan, kita gak bisa bawa penumpang. Itu sangat berdampak pada pendapatan kita. Alhasil ya buka deh jastip jajanan ini," ujar Mamad kepada IDN Times saat kami hubungi, Kamis (25/6) pagi.

Menurut Mamad, komunitas mereka sendiri cukup aktif di Twitter untuk menemukan pelanggan yang ingin jastip makanan. Kebetulan, rata-rata jajanan, baik makanan atau minuman yang dipesan pelanggan berada di wilayah Jakarta Pusat dan sekitarnya.

"Untuk komunitasnya sendiri, kita itu masih komunitas ojol (ojek online) karena saya dan tim berprofesi sebagai ojol sebelum pandemik. Nama komunitasnya adalah Gojek Grab On Twitter atau disingkat G.O.T. Kami juga aktif di Twitter," jelas Mamad lagi.

3. Tetap menjaga pemasukan kala pandemik menyerang dan PSBB diberlakukan

Jastip makanan dari driver ojol. Makanan ini dipesan dari Tebet untuk diantar menuju Cilandak, Jakarta Selatan. IDN Times/Isidorus Rio

Bagi Mamad dan kawan-kawannya di komunitas, jastip ini sendiri lumayan sukses menjaga pemasukan para driver ojol kendati PSBB diberlakukan dan mereka belum bisa mengangkut penumpang.

"(Jastip) ini cukup membantu sekali. Memang gak sebesar saat ngojek di kondisi normal, tapi saat pandemik begini ya ini sangat membantu sekali, mengingat order ojek kan juga menurun drastis ya selama PSBB," ujar Mamad.

Baca Juga: Anies: Ojek Online dan Pangkalan Boleh Beroperasi Penuh Mulai 8 Juni

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya