TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

JP3T: Perempuan Kini Jadi Target Industri Rokok

Rokok awalnya pelarian, hingga akhirnya jadi kebiasaan

IDN Times/Jihaan Risviani Tabriiz

Jakarta, IDN Times - Jaringan Perempuan Peduli Pengendalian Tembakau (JP3T) menyelenggarakan talkshow dengan tema perempuan target industri rokok sekaligus memperingati Hari Pendidikan Nasional, Kamis (2/5).

Pada talkshow kali ini, JP3T mengundang beberapa komunitas-komunitas perempuan yang terdiri dari remaja hingga ibu rumah tangga serta para ahli sebagai narasumber.

1. Pemutaran film semi dokumenter

pixabay

Sesi talkshow hari ini dibuka dengan pemutaran film semi dokumenter yang dibagi atas dua film. Film pertama yakni berjudul "Cerita Ibu Ida: Rokok Membunuh Keluargaku" dan film kedua berjudul "Tiga Perempuan dan Rokok."

Pada film pertama diceritakan ada seorang ibu bernama Idawati yang memiliki dua putri dan suami perokok. Setelah konsultasi dengan dokter, keluarga bu Ida berpotensi memiliki kanker paru hanya dikarenakan satu orang perokok aktif di rumahnya.

Sedangkan dalan film kedua diceritakan tiga orang ibu rumah tangga yang telah kecanduan rokok. Alasan utama adalah pergaulan dan stres. Hal ini sangat memperlihatkan bahwa industri rokok saat ini menargetkan perempuan salah satu daya tariknya dengan kemasan dan rasa.

Kedua film semi dokumenter tersebut memiliki pesan yang sama yaitu bahaya rokok baik perokok aktif maupun pasif. Bahaya yang paling tinggi adalah kematian.

Baca Juga: Naik Sepeda Motor Sambil Merokok, Ternyata Bisa Didenda Rp750 Ribu!

2. Tantangan terberat adalah kebiasaan

IDN Times/Jihaan Risviani Tabriiz

Menurut Komisioner Komnas Perempuan, Budi Wahyuni tantangan terberat untuk menentang industri rokok adalah kebiasaan.

"Yang berat adalah konstruksinya rokok yang luar biasa. Seperti tadi ada yang melihat iklan rokok keren, macho dan mau seperti itu. Terus saya gak bisa nulis, bikin cerita akhirnya ngerokok. Ini akhirnya berawal dari pelarian-pelarian kecil yang akhirnya dibiarkan menjadi sebuah kebiasaan," ujar Budi.

Ia melanjutkan bahwa kebiasaan merokok memang sulit dihentikan karena sudah adanya kecanduan dalam mengonsumsi hal tersebut.

"Ini menjadi tantangan bagi kita bagaimana kita meyakinkan masyarakat bahwa hal ini tidak benar," ujarnya.

3. Perempuan belum cukup mendapat informasi tentang bahaya rokok

IDN Times/Jihaan Risviani Tabriiz

Budi menjelaskan bahwa masih banyak perempuan yang belum mendapat cukup informasi mengenai bahaya rokok khususnya pada kesehatan reproduksi.

"Selain pencitraan perempuan berdaya dengan tampilan maskulinnya pada setiap iklan rokok, perempuan belum cukup mendapatkan informasi tentang ancaman kesehatan reproduksi karena hal ini tidak bisa disamakan dengan laki-laki," ujarnya.

Baca Juga: 6 Cara Hilangkan Cemas Saat Mulai Berhenti Merokok 

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya