TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Mengenal Denjaka, Pasukan Elite TNI AL dalam Pencarian Sriwijaya

Denjaka ikut dalam pencarian pesawat Sriwijaya #SJY182

Prajurit Batalyon Intai Amfibi 1 Korps Marinir (Yontaifib) dan Denjaka TNI AL memindahkan serpihan dari pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang hilang kontak saat melakukan pencarian di perairan Kepulauan Seribu, Jakarta, Minggu (10/1/2021) (ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat)

Jakarta, IDN Times - Operasi pencarian jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJY 182 melibatkan berbagai pihak. Salah satu yang ikut bertugas adalah pasukan elite TNI AL, Detasemen Jala Mangkara (Denjaka).

Pasukan Denjaka ditugaskan melakukan penyelaman di perairan sekitar Tanjung Pasir, Pulau Lancang, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta. Lokasi tersebut diduga menjadi tempat pesawat Sriwijaya jatuh pada Sabtu, 9 Januari 2021.

"Ada Kopaska (Komando Pasukan Katak) dan Denjaka," kata Laksamana Muda Abdul Rasyid seperti dikutip dari Kompas TV, Sabtu (9/12/2021) malam.

Baca Juga: Pencarian Pesawat Sriwijaya, Kopaska dan Denjaka Dikerahkan

Cikal bakal pembentukan Denjaka dimulai pada 4 November 1982. Namun, Denjaka bukan merupakan nama yang disematkan pada masa awal pembentukan pasukan elite TNI AL tersebut.

Pembentukan pasukan elite TNI AL, dikutip dari laman marinir.tnial.mil.id, didasari Surat Keputusan KSAL No.Skep/2848/XI/1982. Surat tersebut tertanggal 4 November 1982.

Pada awal pembentukan, pasukan elite tersebut dinamai Pasukan Khusus Angkatan Laut (Pasusla).

Nama Denjaka resmi dipergunakan pada 31 Juli 1997. Penggunaan nama tersebut tertuang dalam Surat Keputusan KSAL No.Kep/42/VII/1997.

1. Awal pembentukan Denjaka

(Ilustrasi pasukan denjaka) Istimewa

2. Dibentuk untuk tanggulangi ancaman terorisme

Ilustrasi terorisme (IDN Times/Sukma Shakti)

TNI AL membentuk Pasusla, yang kemudian benama Denjaka, didasari meningkatnya ancaman teror di berbagai dunia. Ancaman teror tersebut pun turut dirasakan Indonesia.

Denjaka dibentuk untuk menanggulangi segala bentuk ancaman keamanan aspek laut. Ancaman yang dimaksud seperti terorisme, sabotase dan ancaman lain yang berdampak strategis.

Pasukan Denjaka memiliki kemampuan antiteror, antisabotase dan operasi klandestin. Lokasi operasi mereka berada di laut maupun daerah pantai.

Oleh karena itu, personel dari Denjaka dituntut memiliki kesiapan operasional tinggi, mobilitas tinggi, kecepatan, dan kerahasiaan.

Baca Juga: Begini Perjuangan Penyelam TNI AL Menemukan Black Box Sriwijaya Air

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya