The Philippine Star Wawancarai Kemenpar di Booth Keren Kapal Pinisi
Masyarakat Filipina tahu Indonesia gencar promosi wisata
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Filipina, IDN Times – Media terbesar dengan portal berita dan surat kabar digital berbahasa Inggris paling populer di Filipina, The Philippine Star, mendatangi dan mewawancarai Kementerian Pariwisata (Kemenpar) di Booth Indonesia yang tampil mewah dan besar dengan ikon kapal pinisi di World Travel Expo yang diselenggarakan di SMX Convention Centre, Manila, Filipina, (5-7/4/2019).
Asdep Pemasaran I Regional III Muhammad Ricky Fauziyani yang mewakili Kemenpar membuka sesi wawancara dengan pernyataan bahwa pihaknya mempunyai sembilan strategi dalam memasarkan pariwisata Indonesia ke wisatawan mancanegara. Hal itu terangkum dalam klasifikasi kelas ordinary yang meliputi branding, advertising, dan selling; extra ordinary yang membahas insentif akses, hot deals, dan CDM; dan super extra ordinary yang berkenaan dengan border tourism, tourism HUB, dan LCT.
“Khusus pada destinasi, ada tiga strategi khusus yang kami terapkan, yaitu atraksi, aksesibilitas, dan amenitas, atau yang biasa kita sebut dengan istilah 3A. Ketiganya penting sekali untuk dipenuhi. Bahwa pariwisata tidak akan berkembang tanpa adanya atraksi yang bisa dinikmati. Begitupun jika akses menuju destinasi kurang memadai, tentu akan menghambat kunjungan wisatawan. Sama halnya jika persoalan amenitas masih terbatas, perkembangan pariwisata akan tertatih dan pincang,” tutur Ricky kepada jurnalis media di bawah naungan PhilStar Media Group tersebut, Aliyya Sawaadjaan.
1. The Philippine Star tanyakan fokus Indonesia pada Sepuluh Bali Baru
The Philippine Star pun menanyakan soal mengapa Kemenpar berfokus pada Danau Toba, Borobudur, Mandalika, dan Labuan Bajo yang masuk dalam program Sepuluh Bali Baru. Ricky menjawab bahwa keempat destinasi tersebut memenuhi syarat pengembangan destinasi, yaitu 3A--seperti yang sering Menteri Pariwisata Arief Yahya ungkapkan, ditambah lagi keempat wilayah tersebut memiliki keunikan yang tidak dapat ditemui di destinasi wisata lain.
Beberapa upaya pengembangan destinasi wisata tersebut telah dilakukan, antara lain membangun konektivitas yang kokoh, seperti membangun bandara internasional, membuka penerbangan internasional ke destinasi tersebut, melatih dan menyertifikasi SDM, menstandarkan hotel dan restoran, serta melakukan promosi dengan menggunakan strategi 9 kuadran pemasaran.
Ricky menambahkan bahwa Kemenpar juga mengajak masyarakat untuk berpartisipasi dan berinisiatif terhadap pariwisata. Misalnya dengan mengembangkan produk UMKM cita rasa lokal, melakukan bimbingan teknis sadar wisata, dan selalu melibatkan masyarakat sekitar dalam membangun destinasi pariwisata.