TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Biografi DI Panjaitan, Pahlawan Revolusi yang Gugur di Lubang Buaya

Mengenal karier militer dan kematian tragisnya

Sosok D.I. Panjaitan (Buku 30 Tahun Indonesia Merdeka, h. 44/Jakarta Citra Lamtoro Gung Persada, 1986)

Jakarta, IDN Times - Donald Isaac (DI) Pandjaitan adalah seorang pria yang lahir di Desa Sitorang, Balige, Tapanuli, pada 10 Juli 1925.

DI Pandjaitan adalah putra dari pasangan Hennan Pandjaitan dan Dina Pohan.

Kisah hidup Mayjen DI Panjaitan berakhir saat dibunuh pasukan PKI (Anggota Resimen Cakrabirawa) yang menyambangi rumah sang jenderal pada 1 Oktober 1965, subuh.

Baca Juga: Kisah Asmara Pahlawan Revolusi Pierre Tendean yang Berakhir Tragis

1. Meski orang tuanya hanya pedagang, DI Pandjaitan dikenal pintar

Patung Pahlawan Revolusi yang berada di Museum Pancasila Sakti/Lubang Buaya yang berada di Jakarta Timur (cagarbudaya.kemdikbud.go.id)

Melansir dari berbagai sumber, semasa hidupnya, saat DI Pandjaitan mendaftar ke Meer Uitgebreid Lagere Onderwijs (MULO) atau sekolah menegah pertama, dia harus melewati tahapan tes pendahuluan, karena nilai rapornya selama di Hollandsch-Inlandsche School (HIS) atau sekolah Belanda untuk bumiputera cukup menonjol.

MULO di Tarutung adalah pendidikan terakhir yang dijalani oleh DI Pandjaitan, sebenarnya dia ingin melanjutkan ke hoogere Burger School (HBS) atau sekolah menegah umum, tetapi kondisi ekonomi keluarganya tak memungkinkan karena orang tuanya hanya pedagang kecil. Namun, orang tuanya meninggal saat dia menjalani pendidikan di MULO.

2. Keterlibatan DI Pandjaitan di dunia militer

Ilustrasi buku Pahlawan Revolusi (IDN Times/Umi Kalsum)

Setelah DI Pandjaitan lulus dari MULO, dia akhirnya pergi ke Riau untuk bekerja sebagai kepala pembukuan di perusahaan kayu yang dimiliki Jepang, dari sanalah dia pertama kali melihat pekerja romusha yang tidak digaji dan hanya mendapatkan makanan.

Melihat itu, dia tidak bisa melakukan apa-apa. Di Sumatra, dibentuk pasukan lokal yang disebut Gyugun, pelatihan militer yang dibuat Jepang. DI Pandjaitan akhirnya bergabung dan ditempatkan di Pekanbaru.

Setelah Indonesia merdekan dan pasukan lokal Gyugun bubar, DI Pandjaitan menyimpulkan anggotanya lagi dan membuat organisasi Pemuda Republik Indonesia (PRI) hingga berubah menjadi Tentara Keamanan Rakyat (TKR).

DI Pandjaitan akhirnya diangkat menjadi komandan Batalyon I Resimen IV di Pekanbaru dan diberi pangkat Mayor. Dari situ, karier militer DI Pandjaitan terus melambung

Puncak karier DI Pandjaitan di ranah militer adalah ketika dia menjabat sebagai Asisten IV Menteri/Panglima Angkatan Darat (Menpangad), berpangkat Brigadir Jenderal.

Baca Juga: Fakta-Fakta tentang Lubang Buaya, Lokasi Penyiksaan 7 Jenderal

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya