Fakta-Fakta tentang Lubang Buaya, Lokasi Penyiksaan 7 Jenderal
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Peristiwa berdarah gerakan 30 September atau yang kerap disebut sebagai G30S/PKI merupakan peristiwa yang membuat tujuh orang jenderal gugur di masa itu.
Jenderal-jenderal tersebut dibunuh dan jasadnya dikubur di sebuah sumur yang sempit. Sumur tersebut bernama Lubang Buaya. Saat ini, sumur tersebut diabadikan sebagai tempat bersejarah yang terletak di Cipayung, Jakarta Timur.
Setelah disiksa, para jenderal tersebut dibawa ke Lubang Buaya. Setelah dimasukkan ke dalam lubang tersebut, mereka masih ditembaki untuk memastikan mereka meninggal.
Simak rangkuman IDN Times berikut ini untuk mengetahui fakta-fakta tentang Lubang Buaya.
1. Jenderal yang menjadi korban
Dalam peristiwa berdarah ini, terdapat tujuh jenderal yang disiksa kemudian jasadnya dikubur di sumur yang sempit tersebut, ketujuh jendral tersebut antara lain Letnan Jendral Anumerta Ahmad Yani, Mayor Jendral Raden Soeprapto, Mayor Jendral Mas Tirtodarmo Haryono, Mayor Jendral Siswondo Parman, Brigadir Jendral Donald Isaac Panjaitan, dan Brigadir Jendral Sutoyo Siswodiharjo.
Dikutip dari berbagai sumber, jasad mereka akhirnya ditemukan berkat cerita polisi muda bernama Sukitman yang juga menyaksikan penyiksaan terhadap jenderal-jenderal tersebut.
Baca Juga: Misteri Sosok Sukendro dan CIA di Balik Peristiwa G30S/PKI
2. Sumur ditutupi dedaunan
Setelah mendengar cerita dari Sukitman, seorang yang pernah menjabat sebagai ajudan pribadi Presiden Soekarno, Maulwi Saelan bergegas menuju lokasi yang dimaksud oleh Sukiman, yakni Lubang Buaya.
Setibanya di Lubang Buaya, Maulwi menemukan pondok kecil yang di dekatnya terdapat pohon besar dan sebidang tanah kosong yang dipenuhi dedaunan. Setelah tumpukan daun tersebut dibersihkan, akhirnya sumur tersebut terungkap.
Untuk menggali sumur tersebut, dibutuhkan sekitar tiga jam hingga terungkap apa yang ada di bawah sana.
3. Diabadikan menjadi lokasi bersejarah
Saat ini tempat penyiksaan para jenderal itu dijadikan museum yang bisa dikunjungi oleh masyarakat yang ingin mengetahui sejarah tentang peristiwa 30 September.
Pada 1973, lokasi tersebut dijadikan sebagai Kompleks Monumen Pancasila Sakti. Dalam kompleks tersebut, terdapat beberapa bangunan di antaranya adalah Monumen Pancasila Sakti, sumur maut, Museum Paseban, dan Museum Pengkhianatan PKI.
Baca Juga: Fakta-Fakta Kontroversial Film G30S/PKI Hingga Berhenti Ditayangkan