BPS Jakarta: Bawang Bombay Mahal dan Langka Picu Inflasi di Ibu Kota
Stok bawang bombay menipis karena COVID-19
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi DKI Jakarta menjelaskan bahwa inflasi Jakarta pada Maret 2020 tercatat sebesar 0,33 persen.
Dilansir melalui situs resmi BPS DKI Jakarta, jakarta.bps.go.id, inflasi di Jakarta terjadi karena adanya harga pada kelompok makanan, minuman dan tembakau. Terutama naiknya harga bawang bombay yang saat ini stoknya mulai menipis akibat virus corona atau COVID-19.
"Naiknya harga bawang bombay, menjadi penyebab utama inflasi. Inflasi juga terjadi pada enam kelompok pengeluaran lainnya," seperti dilansir melalui situs resmi BPS, Kamis (2/4).
Baca Juga: Sabar, Sebentar Lagi Harga Gula Pasir akan Turun
1. Bawang Bombay langka semenjak virus corona masuk ke India
Dilansir melalui Antara Kepala BPS Provinsi DKI Jakarta Buyung Airlangga menjelaskan bahwa kenaikan tersebut adalah imbas naiknya harga kelompok makanan sebesar 0,94 persen.
Kenaikan harga komoditas bawang bombay menyumbang inflasi sebesar 0,08 persen terhadap inflasi kelompok makanan.
"Hal ini seperti dijelaskan oleh Menteri Perdagangan Agus Suparman, yang menyebut bahwa kelangkaan bawang bombay terjadi semenjak isu virus corona memasuki India, negara pemasok utama bawang bombay untuk Indonesia," kata dia.
Baca Juga: Ada Virus Corona, BPS Catat Inflasi Maret 2020 sebesar 0,10 Persen