TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

IDI: Angka Kematian COVID-19 Dua Kali Lipat dari yang Diketahui Publik

Pasien meninggal banyak yang berasal dari PDP dan ODP

Ilustrasi ruang isolasi. (ANTARA FOTO/Fauzan)

Jakarta, IDN Times - Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Daeng M Faqih mengatakan, angka kematian pasien akibat virus corona atau COVID-19 tidak selaras dengan yang ada di lapangan dalam waktu yang sama.

Faktanya, angka kematian di lapangan kini dua kali lipat lebih banyak dibandingkan yang diketahui khalayak umum.

“Ada sedikit perbedaan dengan masing-masing rumah sakit, diperlihatkan data real time dari BNPB langsung laporan dari rumah sakit, kalau di rumah sakit ini angka kematian seribu sekian, dua kali lipatnya," ujar dia melalui diskusi yang disiarkan lewat daring, Sabtu (18/4).

Baca Juga: IDI Kembali Berduka: 22 Dokter Meninggal Dunia Akibat Virus Corona

1. Pasien meninggal banyak yang berasal dari PDP dan ODP

IDN Times/Lia Hutasoit

Daeng mengatakan, angka kematian akibat virus corona bukan hanya dari pasien yang positif. Namun, banyak juga yang berasal dari kategori orang dalam pemantauan (ODP) dan pasien dalam pengawasan (PDP).

“Dengan tata pelaksanaan COVID-19. Data real dari masing-masing rumah sakit. Dengan catatan yang belum dinyatakan confirm corona, kalau meninggal dilaporkan sebagai meninggal karena positif COVID," ujarnya.

2. Data kematian karena COVID-19 sebenarnya 4,25 kali lebih banyak

Dok. Humas Polda Jateng

Hal serupa juga sempat disampaikan oleh Epidemiolog Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (UI), Pandu Riono. Dia mengatakan, laporan yang diberikan pemerintah saat ini adalah laporan lama, bukan laporan baru. Karena pemeriksaan di laboratorium memerlukan waktu sekitar 5 hari.

"Yang sebagian besar meninggal dan belum sempat diperiksa atau hasil yang belum keluar itu banyak," kata Pandu saat dihubungi oleh IDN Times, Kamis (16/4).

Pandu menjelaskan bahwa pihaknya telah membuat pemodelan perkiraan angka kematian karena COVID-19. Pemodelan ini menunjukkan angka kematian pada awal April dengan faktor koreksi angka kematian sebesar 4,25. Artinya angka kematian yang benar dan valid adalah 4,25 kali lipat lebih banyak dari yang diumumkan pemerintah.

Baca Juga: Bahaya Mengancam di Balik Simpang Siur Data Virus Corona

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya