TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

JIS Uji Coba Pemasangan Rumput Hybrid di Lapangan Utama

JIS ditargetkan siap digunakan akhir tahun ini

Pembangunan Jakarta International Stadium (Instagram.com/aniesbaswedan)

Jakarta, IDN Times - PT Jakarta Propertindo (Perseroda) atau (Jakpro) bersama KSO pelaksana proyek Jakarta International Stadium (JIS) pada Minggu (20/9/2021) malam, melaksanakan uji coba pemasangan lapangan rumput di stadion utama. Stadion utama JIS diharapkan sudah bisa digunakan atau play-able pada penghujung tahun ini .

Project Manager JIS Arry Wibowo mengatakan, sebelum rumput hybrid digelar di lapangan utama, ada pengerjaan konstruksi lain untuk memperkuat struktur lapangan demi memenuhi standar Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA). Lapangan utama dilapisi batu split yang di bawahnya terdapat jaringan utilitas.

"Gunanya agar pada saat hujan lapangan tidak becek, karena bisa menyerap dalam hitungan detik. Lalu ada penyiraman otomatis melalui sprinkler untuk menjaga standar FIFA yang harus kita penuhi. Alhamdulillah saat ini sudah bisa kita lakukan uji coba pemasangan," kata dia dalam keterangannya, Senin (20/9/2021).

Baca Juga: Jakpro Tegaskan Pemakai Utama JIS Tetap Persija Jakarta

1. Lapangan utama JIS punya beberapa struktur

Konstruksi proyek Jakarta Internasional Stadium, Sunter Jakarta Utara (Dok. Humas JakPro)

Arry menjelaskan lapangan utama JIS memiliki beberapa struktur, seperti Geo Textile (Geotekstil) non Woven jenis yang tidak teranyam dan berbentuk seperti karpet kain. Struktur ini memiliki beberapa fungsi seperti mereduksi terjadinya penurunan (differensial settlement) akibat tanah dasar yang lunak.

Geo tekstil juga berfungsi sebagai separator atau pemisah untuk mencegah tercampurnya lapisan material yang satu dengan material lainnya, dan mencegah naiknya lumpur ke sistem pengerasan agar tidak terjadi pumping effect yang mudah merusak pengerasan. Kemudian juga berfungsi mempermudah proses pemadatan sistem pemadatan dan penyaring untuk mencegah terbawanya partikel-partikel tanah yang ada pada aliran air.

“Salah satu kelebihan Geo Textile non Woven adalah dapat membuat air melewati Geo Textile tetapi partikel tanah tertahan, hal ini karena Geo Textile non Woven memiliki sifat permeable (tembus air). Aplikasi sebagai filter biasanya digunakan pada proyek-proyek subdrain (drainase bawah tanah)," kata Arry. 

2. Penggunaan rumput hybrid lebih tahan lama dari rumput asli

Proses pembangunan Jakarta International Stadium (JIS) (Dok. Humas Jakpro)

Sebelumnya, dua lapangan latih JIS sudah memenuhi syarat standar FIFA dan siap digunakan bulan ini. Material yang digunakan adalah perpaduan rumput hybrid dan sintetis serta alami. 

Arry mengatakan rumput hybrid bisa digunakan untuk seribu jam pertandingan jika dibandingkan rumput asli yang hanya bertahan 300 jam. Selain itu, kata dia, daya serapnya juga baik, sehingga air akan lebih cepat turun hingga lapisan terbawah rumput. Alhasil, genangan di JIS diklaim tidak lebih dari 10 detik, sesuai standar FIFA.

"Dengan memakai rumput hybrid, JIS dimungkinkan menghelat dua pertandingan dalam satu hari di pertandingan resmi berstandar FIFA," katanya.

3. Penggunaan rumput hybrid hasil studi banding

Lapangan Latih Stadion Jakarta International Stadium (JIS) (Dok. Humas Pemprov DKI Jakarta)

Arry juga mengatakan penggunaan rumput hybrid di JIS berdasarkan hasil studi banding negara yang sudah berstandar FIFA seperti Singapura, Inggris, Spanyol. Biaya pemeliharaannya juga dinilai lebih efektif.

Selain itu, kata dia, rumput hybrid lebih ramah pada iklim pesisir, apalagi JIS dekat dengan pantai utara Jakarta. Stadion-stadion di Eropa seperti Allianz Arena Stadium milik klub raksasa Jerman FC Bayern Munchen, Wanda Metropolitano Stadium di Madrid, Spanyol, hingga Tottenham Hotspur Stadium di London, Inggris juga menggunakan rumput hybrid.

Baca Juga: JIS: Janjinya Buat Persija Jakarta Tapi Timnas Bisa Pakai

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya