Menhub Klaim COVID-19 Selesai September, Juru Wabah UI: Are You Sure?
"Aneh bila yakin sekali COVID-19 selesai bulan September"
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Pakar epidemiologi dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Dr. Pandu Riono menanggapi pernyataan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi yang mengatakan pandemik COVID-19 di Indonesia diprediksi berakhir pada September 2020 dan hanya berlangsung satu gelombang. Menurut Pandu, pernyataan mantan Direktur Angkasa Pura II itu tidak masuk akal. Bahkan, ia sempat melempar lelucon Budi mungkin sudah menjadi jubir bagi COVID-19 sehingga sebelum menyampaikan ke publik sudah berkomunikasi dulu dengan virus yang diberi nama Sars-CoV-2 itu.
"Saya bingung nih yang ngomong (pandemik usai September 2019) Pak Menterinya atau COVID nya? Tanya aja ke Pak Budi Karya, are you sure, Pak?" tanya Pandu dalam program Ngobrol Seru by IDN Times dengan tajuk "100 Hari Pandemik Global - Workshop Meliput COVID-19" yang tayang secara daring pada Sabtu (20/6).
Pandu seolah menyentil Budi yang merupakan penyintas COVID-19 seharusnya bisa lebih peka dalam menyampaikan pernyataan ke publik.
"Bagaimana Pak Budi bisa yakin? Apa sekarang Pak Budi sudah menjadi jubir COVID-19?" kata dia lagi.
Ia bahkan menyebut Indonesia belum memasuki puncak gelombang pertama pandemik COVID-19, sehingga tak perlu fokus untuk mencegah datangnya gelombang kedua. Mengapa ia bisa mengatakan hal tersebut?
Baca Juga: Epidemiolog UI: Sistem Zonasi COVID-19 Rentan Direkayasa
1. Indonesia belum memasuki puncak gelombang pertama COVID-19
Menurut Pandu, berdasarkan data yang dirilis oleh Kemenkes, Indonesia masih berada di gelombang pertama COVID-19. Bahkan, belum memasuki puncak pandemik. Hal ini terlihat dari naik-turunnya kasus COVID-19 yang ada.
Fakta ini seolah memupus target yang pernah dibuat oleh Presiden Joko "Jokowi" Widodo bahwa COVID-19 harus sudah turun pada Mei lalu.
"Gunung (kurva) nya itu bisa saja panjang banget, sampai September, mungkin saja sampai Desember bisa saja gelombang pertama belum tercapai. Ini kan kalau dilihat kurvanya masih di tempat tinggi lalu turun, lalu naik lagi. Saya kan sering nulis di Twitter, kita ini (kurva) bisa seperti Bukit Barisan di Pulau Sumatera," kata dia.
Baca Juga: Kerja di Ruangan Tertutup dengan AC Tanpa Filter Rentan Kena COVID-19