Kompleks, Ini Hasil Studi Kondisi Lansia di 5 Provinsi Indonesia
Perawat lansia kerap frustasi
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Dr Elisabeth Schroeder-Butterfill dari Pusat Penelitian Penuaan Fakultas Ilmu Sosial University of Southampton, United Kingdom, menyampaikan hasil studi komparatif tentang jaringan perawatan lansia di lima lokasi di Indonesia.
Hasilnya menunjukkan bagiamana kondisi tiap lansia di Indonesia berbeda sesuai dengan kondisi sosial, budaya, dan ekonomi di wilayahnya, yang terangkum dalam studi Care Networks of Older People in Indonesia.
"Care Networks of Older People in Indonesia adalah studi etnografi komparatif tentang jaringan perawatan lansia di lima wilayah di Indonesia (DKI Jakarta, Sumatra Barat, DI Yogyakarta, Jawa Timur, dan NTT)," kata Elisabeth saat diskusi dengan jurnalis di Unika Atmajaya, Jakarta, Selasa (15/11/2022).
"Khusus untuk Jakarta juga dilakukan studi kuantitatif di Kelurahan Kalianyar, dengan subjek lebih dari 100 lansia," sambung dia.
Baca Juga: Hasil Studi: Miris, Lansia di Tambora Jakbar Berutang Buat Makan
1. Keluarga pulang untuk merawat orang tua
Dalam studi ini, tujuh atropolog disebar ke lima wilayah studi dan fokus meneliti kondisi 10 hingga 15 lansia yang mengalami ketergantungan karena keterbatasan fisik, atau juga gangguan kognitif seperti demensia. Studi dilakukan dengan cara wawancara dan obesrvasi pada lansia dan pendaping atau pengasuhnya, termasuk keluarga dan tetangga.
Temuan utama dari studi ini, mengungkapkan peran utama keluarga dalam memberi perawatan lansia. Elisabeth menjelaskan, sebagian besar anak sudah dewasa merawat orang tua demi membalas budi dan cinta yang mereka terima sejak kecil. Ada juga pasangan, anak, menantu, dan cucu yang turut membantu lansia.
"Selain migrasi tenaga kerja yang umumnya terjadi di wilayah Sumatra Barat, kami menemukan bahwa jika terjadi krisis perawatan terhadap lansia di dalam sebuah keluarga, maka anggota keluarga tersebut akan kembali merawat orang tuanya. Bahkan, saudara sepupu dan keponakan ikut berperan dalam perawatan lansia, khususnya jika tidak ada anak yang dekat," kata dia.
Beban perawatan lansia terlihat di wilayah Alor. Dari studi ini dikatakan bahwa beban hanya dipikul satu atau dua orang. Ada konflik antar keluarga yang dipucu warisan, sehingga anggota keluarga yang lain enggan bekerja sama merawat lansia.
Baca Juga: Komnas Perempuan: Negara Harus Jamin Lansia Bebas Diskriminasi-Kekerasan