TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

KPAI Buka Layanan Hotline Tragedi Kanjuruhan, Jangkau Anak Tak Terdata

Banyak anak yang butuh pemulihan usai kejadian

Suasana Stadion Kanjuruhan pada Senin (3/10/2022). (IDN Times/Gilang Pandutanaya)

Jakarta, IDN Times - Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) membuka layanan pengaduan masyarakat untuk tragedi Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur yang menewaskan ratusan orang termasuk anak-anak.

"Korban di Stadion Kanjuruhan bertambah menjadi 131 orang. Tentu dengan total 42 ribu penonton dan peristiwa yang hampir dialami semua penonton, maka perlu adanya penjangkauan yang lebih luas," kata Kepala Divisi Pengawasan, Monitoring, dan Evaluasi KPAI, Jasra Putra, dalam keterangannya, Kamis (6/10/2022).

Baca Juga: KPAI: Anak Yatim-Piatu Imbas Tragedi Kanjuruhan Tanggung Jawab Negara

Baca Juga: Soal Tragedi Kanjuruhan, KPAI: Sepak Bola Harus Ramah Anak

1. Terungkap 33 anak yang meninggal dunia

Suasana Stadion Kanjuruhan pada Senin (3/10/2022). (IDN Times/Gilang Pandutanaya)

Jasra mengatakan, dari 42 ribu penonton, dipastikan masih banyak anak yang membutuhkan layanan.

Berdasarkan data terbaru, terungkap ada 33 anak meninggal dunia dalam tragedi memilukan pada Sabtu (1/10/2022) malam itu. Sementara, anak-anak yang masih dirawat belum datanya diketahui.

"Belum ada data terpilah antara korban anak dan orang dewasa," kata dia.

Adapun masyarakat dapat melakukan pengaduan terkait tragedi Kanjuruhan ke KPAI melalui hotline call center (021) 31901556.

Selain itu, masyarakat juga bisa mengirimkan gambar, dokumen, video, rekaman suara, melalui melalui WhatsApp di nomor 08111772273.

Baca Juga: Komnas HAM: Banyak Korban Kanjuruhan Kurang Oksigen Kena Gas Air Mata

2. Banyak anak yang butuh pemulihan pasca tragedi Kanjuruhan

Suasana doa bersama dan tabur bunga untuk korban tragedi kerusuhan Stadion Kanjuruhan bersama pemain dan warga pada Senin (3/10/2022). (IDN Times/Gilang Pandutanaya)

Jasra mengatakan, perlu dilakukan jemput bola terhadap masyarakat yang menjadi korban peristiwa tersebut mengingat jumlah orang yang sangat banyak di lokasi kejadian.

"Karena data kita baru bicara 33 anak meninggal dunia, tetapi bagaimana kondisi anak anak lainnya, padahal situasi yang dihadapi sama," ujarnya.

Artinya, kata dia, banyak anak yang membutuhkan pemulihan pasca peristiwa tetapi tidak diketahui keberadaannya.

Baca Juga: Buntut Tragedi Kanjuruhan, Usman Hamid: Kapolda Jatim Layak Dicopot

3. Anak cenderung tidak mudah menjelaskan kondisinya

ilustrasi suporter sepak bola Indonesia (IDN Times/Herka Yanis)

Menurut Jasra, kondisi anak-anak cenderung tidak mudah mendeskripsikan kesehatannya. Oleh karena itu, mereka perlu dibantu orangtua atau orang dewasa lainnya.

Dengan demikian, ujar dia, hotline center perlindungan anak pun sangat penting dalam peristiwa ini. Terutama untuk menyisir lebih luas kondisi anak-anak pascaperistiwa yang hadir saat insiden.

Baca Juga: Ratusan Karangan Bunga Penuhi Halaman Stadion Kanjuruhan 

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya