TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

KRL dari Bogor Masih Angkut 110 Ribu Penumpang, Apa Solusi Pemkot?

Sebelumnya, KRL sudah diminta setop beroperasi sementara

Ilustrasi (IDN Times/Aditya Daniel)

Jakarta, IDN Times - Pada Rabu (15/4) Jawa Barat resmi menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Namun, Wakil Wali Kota Bogor Dedie A Rachim mengatakan bahwa penumpang kereta rel listrik (KRL) dari Stasiun Bogor masih cenderung ramai yakni mencapai 110 orang dalam sehari.

"Biasanya 280 ribu (penumpang), kemarin tercatat cuma 110 ribu. Meski pun masih tinggi, tapi sudah ada langkah-langkah," kata dia meninjau penerapan PSBB bersama di Stasiun Bogor, Rabu (15/4) seperti dilansir melalui Antara.

Baca Juga: Ada Desakan Setop Operasional KRL selama PSBB, Luhut Akui Kesulitan

1. KRL diminta perketat pelaksanaan PSBB

Wakil Wali Kota Bogor Dedie Rachim (IDN Times/Rohman Wibowo)

Dia berharap dengan adanya angka tinggi seperti ini, PT Kereta Commuter Indonesia dan PT Kereta Api Indonesia (PT KCI dan PT KAI) bisa mengambil langkah selama penerapan PSBB berlangsung.

"Kemudian juga terkait permintaan lima kepala daerah, paling tidak menjadi perhatian dulu untuk PT KCI dan PT KAI untuk lebih mengetatkan pelaksanaan PSBB," ujar mantan direktur di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tersebut.

2. Khawatir PSBB di Jabar jadi tidak maksimal

Jakarta berstatus PSBB. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

Dedie khawatir jika KRL masih beroperasi, penerapan PSBB di sebagian wilayah Jawa Barat menjadi tidak maksimal. Padahal kata dia, pemerintah sudah menggelontorkan dana besar-besaran untuk PSBB dan sejumlah program penanganan pandemik COVID-19.

"Jangan sampai sia-sia karena Pak Gubernur sudah menggelontorkan uang ratusan miliar, Pemkot menggelontorkan puluhan miliar, Pak Jokowi menggelontorkan triliunan, nanti sia-sia semua," katanya.

Baca Juga: 10 Kawasan Ini Dijaga Ketat Polisi Selama PSBB di Kota Bogor

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya