Sejarah Berkilau Mal Taman Anggrek yang Kini Lumpuh Terendam Banjir
Mal Taman Anggrek masih tutup hingga 14 Januari 2020
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Banjir yang melanda Jakarta pada Tahun Baru 2020 memberi dampak signifikan, salah satunya membuat roda perekonomian di Ibu Kota terganggu. Banyak kantor dan pusat-pusat belanja tutup akibat banjir besar yang melanda Jakarta pada 1 Januari 2020 itu.
Bahkan hingga kini ada toko dan mal yang masih tutup, gara-gara terendam banjir yang dipicu hujan paling deras sejak 1996 itu. Salah satu pusat belanja yang lumpuh, tidak bisa beroperasi, adalah Mal Taman Anggrek di Jakarta Barat.
Disebutkan, mesin pembangkit listrik Mal Taman Anggrek rusak karena terendam banjir. Akibatnya, mal yang terletak di Tanjung Duren Selatan, Grogol Petamburan, Jakarta Barat itu tutup hingga 14 Januari ini. Sudah tentu hal ini membawa kerugian yang tidak sedikit bagi penyewa Mal Taman Anggrek.
Ketua Himpunan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (HPPBI) Budihardjo Iduansjah mengatakan, bila hitungan kasar, satu mal bisa merugi sampai Rp15 miliar selama operasional tutup setengah bulan ini.
Karena itu, melalui Himpunan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (HPPBI), mal-mal yang merugi akibat banjir menuntut ganti rugi kepada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Lepas dari tuntutan ganti rugi, Mal Taman Anggrek merupakan pusat belanja yang memiliki sejarah tersendiri. Mal ini dibuka pada 1996. Memiliki luas 360.000 meter persegi, mal yang identik dengan delapan tower apartemen ini pernah menjadi pusat perbelanjaan terbesar di Asia Tenggara.
Baca Juga: Akibat Banjir, Pengusaha Mal Tuntut Ganti Rugi ke Pemprov DKI Jakarta
1. Milik Salimin, orang terkaya ke-5 di Indonesia pada 2008 sekaligus pendiri Agung Podomoro Group
Hasil penelusuran IDN Times, Mal Taman Anggrek dibangun oleh perusahaan properti milik konglomerat Salimin Prawiro Sumarto.
Tahun 2008, Salimin masuk nominasi 40 orang terkaya di Indonesia dan berada diperingkat ke-5, dengan total kekayaan saat itu mencapai 1.300 dolar.
Salimin berasal dari Kebumen, Jawa Tengah, dan merupakan pemilik perusahaan Perkasa Motor. Bersama Anton Haliman, dia mendirikan perusahaan properti PT. Agung Podomoro Group, yang sudah memiliki sedikitnya 43 hunian apartemen di Jakarta.