TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Senyum Kapolri Saat HUT TNI Disindir: Tak Simpatik Tragedi Kanjuruhan

Kapolri masih bisa hadir dan tersenyum

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo meresmikan 'Rumah Kebangsaan' yang digagas oleh pemuda dan mahasiswa dari kelompok Cipayung Plus. Peresmian itu digelar di Jalan Hang Lekir, Jakarta Selatan, Senin (27/6/2022). (dok. Humas Polri)

Jakarta, IDN Times - Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo mendapat sindiran karena dianggap tak simpatik usai  tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang. Hal ini diungkapkan Peneliti Imparsial Hussein Ahmad.

Menurutnya, Kapolri masih bisa hadir dan tersenyum dalam perayaan hari ulang tahun TNI di Jakarta Rabu pagi (5/10/2022).

"Saya tidak habis pikir kalau Kapolrinya masih bisa tersenyum. Saya lihat dia tersenyum di HUT TNI, padahal dia punya anak buah yang jelas-jelas menyebabkan matinya orang banyak," kata Hussein dalam konferensi pers Koalisi Masyarakat Sipil untuk Reformasi Sektor Keamanan, merespons tragedi Kanjuruhan, Rabu (5/10/2022).

Baca Juga: Andika: 4 dari 5 Anggota TNI Akui Aniaya Aremania di Kanjuruhan

1. Disebut tidak usah ikut HUT TNI

Suasana doa bersama dan tabur bunga untuk korban tragedi kerusuhan Stadion Kanjuruhan bersama pemain dan warga pada Senin (3/10/2022). (IDN Times/Gilang Pandutanaya)

Dalam tragedi ini ada 131 orang tewas dan ratusan lainnya luka-luka usai laga pertandingan antara Arema FC dan Persebaya. Hussein mengatakan seharusnya kini Listyo bisa menetap ke Malang, selesaikan kasus ini.

"Harusnya dia turun ke Malang, berkantor di Malang, tidak usah ikut HUT TNI, termasuk Panglima TNI harusnya turun ke Malang melakukan investigasi secara menyeluruh," kata Hussein.

2. Evaluasi menyeluruh dua petinggi Polri dan TNI

Panglima TNI Jenderal TNI Andika Perkasa (IDN Times/Umi Kalsum)

Hussein mengatakan, harus ada evaluasi juga pada dua pimpinan dua institusi ini yakni Listyo Sigit dan juga Jenderal Andika Perkasa sebagai Panglima TNI. 

Karena dalam tragedi ini, kata dia, ada penggunaan kekuatan berlebihan dalam pengendalian massa oleh polisi, yakni dengan gas air mata hingga tersebarnya rekaman video aparat keamanan memukul, mengeroyok, hingga menendang suporter yang masuk lapangan.

"Saya kira kalau presiden mau serius, negara mau serius, harus ada evaluasi menyeluruh terhadap pimpinan di kedua institusi tersebut," kata dia.

Baca Juga: Jokowi Resmi Keluarkan Keppres TGIPF Tragedi Kanjuruhan, Ini Tugasnya

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya