TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Suka Makan Daging Merah? Berarti Kamu Ikut Menyumbang Emisi Karbon Loh

Millennials peduli lingkungan mana suaranya?

IDN Times/Lia Hutasoit

Jakarta, IDN Times - Pekan Diplomasi Iklim Uni Eropa 2019 telah digalakkan sejak 23 September dan akan segera berakhir pada Minggu (6/10).

Pada Sabtu (5/10), Delegasi Uni Eropa untuk Indonesia menyelenggarakan "Climate Change 101 for Youth" yang akan menjelaskan apa itu perubahan iklim dan bagaimana millenials dapat memberi perubahan pada bumi.

"'Climate Change 101 for Youth" memberi gambaran, hal kecil apa saja yang sering kita lakukan dan dapat berpengaruh pada perubahan iklim Bumi.

1. Satu kantong plastik sama dengan 20 ribu kali pemakaian totebag kain

IDN Times/Lia Hutasoit | Andhika (Kiri)

Pengurangan sampah plastik dapat dilakukan dengan cara dengan mengganti tas belanja menjadi tas kain. Namun, menurut Sustainable Commodities and Business Manager at World Resources Institute (WRI) Indonesia, Andika Putraditama, satu totebag dapat digunakan sebanyak 20ribu kali supaya setara dengan satu kali penggunaan plastik.

"Pesan saya kalau kita punya satu totebag kain dirawat, jangan kita harus beli lagi, harus menggunakannya sampai 20 ribu kali," kata Andhika dalam acara ""Climate Change 101 for Youth" pada Sabtu (5/10) di salah satu hotel di kawasan Pasar Baru, Jakarta Pusat.

Baca Juga: Dunia Kini Darurat Iklim dan Indonesia Berkontribusi di Hal Ini

2. Peternakan dan konsumsi daging merah

Foto hanya ilustrasi. (ANTARA FOTO/Mohamad Hamzah)

Salah satu penyumbang emisi terbesar di dunia adalah daging merah. Sektor peternakan merupakan salah satu faktor perubahan iklim, satu ekor sapi dapat menghasilkan Nitrogen dua kali lipat dibanding mobil dengan katalisator yakni 36 kilogram per tahun.

Konsumsi daging merah seperti makanan cepat saji merupakan salah satu gaya hidup yang menyumbang emisi karbon ke atmosfer.

"Daging adalah penyumbang emisi paling besar. Jadi sebetulnya dari aksi individu kalau kita mau mengkonsumsi, mengurangi konsumsi daging merah sudah membantu," ujar Andhika.

3. Jumlah manusia di muka bumi juga berpengaruh

IDN Times / Larasati Rey

Perubahan aktivitas manusia yang menyebabkan perubahan besar dalam perubahan global salah satunya adalah perubahan pertumbuhan manusia. Saat ini jumlah manusia di dunia sudah di angka 8 miliar orang dan angka itu akan terus bertambah 4 miliar pada 2050.

"Ada tambahan 4 miliar orang yang berkompetisi untuk mendapat makan dapat energi, air bersih, udara. Kalau kita masih melakukan apa yang kita lakukan seperti sekarang itu adalah basic dari lebih banyak emisi, akan ada kehancuran," ucapnya.

Baca Juga: Ini Dampak Perubahan Iklim Ekstrem Dunia di Indonesia

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya