Wacana Daerah Otonomi Khusus Dikhawatirkan Buat Papua Pecah
Banyak konflik terjadi di daerah pemekaran sebelumnya
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Pendeta Dora Balubun Sinode GKI Papua menganggap bahwa wacana pemekaran atau pembentukan Daerah Otonomi Baru (DOB) bakal jadi perpecahan bagi orang Papua.
"Bagi saya, otonomi khusus (otsus) juga bagian dari membawa orang Papua menjadi terpecah-pecah," kata dia dalam diskusi daring KontraS bertajuk 'Menyoal Daerah Otonomi Baru: Benarkah untuk Menyelesaikan Masalah di Papua?' pada Senin (13/6/2022).
Dia mengungkapkan, sebelum otsus dilakukan, pengkotak-kotakan tidak terjadi karena tak ada penetapan siapa yang harus memerintah di daerah apa.
"Maka di daerah pemekaran itu sangat sulit karena sudah kembali ke arah kesukuan," ujar dia.
Baca Juga: Jokowi Terima Majelis Rakyat Papua dan Papua Barat di Istana, Ada Apa?
Baca Juga: Akademisi Ungkap Alasan Pemicu Kencangnya Isu Pemekaran Papua
1. Jadi konflik di tengah masyarakat
Dora mengatakan, perpecahan yang dimaksud adalah membuat masyarakat Papua kembali pada suku-suku yang ada. Dia mengatakan, penerapan otsus di Papua yang berlangsung selama 20 tahun sudah membuka daerah pemekaran baru dan menimbulkan konflik.
"Konflik hari ini di Papua justru sebenarnya paling besar dan saat ini begitu luas. Daerah-daerah pemekaran seperti Intan Jaya, Nduga, Maybrat, Ilaga, Pegunungan Bintang, itu daerah-daerah pemekaran yang kaya sumber daya alam," kata dia.
Baca Juga: 29 Kabupaten/Kota di Papua Dukung Pemekaran Wilayah, Sepakati 7 Hal
Baca Juga: Jokowi Terima MRP, Bahas soal UU Otsus hingga Pemekaran Daerah Papua