TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Apa Jadinya Jika Jokowi Berpasangan dengan Prabowo Pada Pilpres 2019?

Sampai penetapan calon oleh KPU, segala sesuatu mungkin terjadi

IDN Times/Linda Juliawanti

Jakarta, IDN Times - Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 sudah di depan mata. Partai politik peserta Pemilu 2019, sudah harus menyetorkan nama-nama calon presiden dan calon wakil presiden pada Agustus 2018. 

Wakil Ketua Umum Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI) sekaligus anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Priyo Budi Santoso memprediksi akan ada tiga skenario dalam penyelenggaraan Pilpres 2019 mendatang.

Baca juga: Pimpinan Partai Bertemu Presiden, KPU: Tak Ada Aturan yang Dilanggar

1. Head to head Jokowi vs Prabowo terjadi lagi

IDN Times/Linda Juliawanti

Kemungkinan pertama menurut Priyo adalah head to head antara Joko Widodo dan Prabowo Subianto. Menurutnya, ini akan mengulang kembali Pilpres 2014. 

"Skenario pertama yaitu head to head antara dua kubu Jokowi dan Prabowo dengan pasangan masing-masing. Ini akan jadi pertarungan seperti tahun 2014," ujar Priyo dalam diskusi di Kantor ICMI, Jalan Proklamasi, Jakarta Pusat, Rabu (7/3).

Priyo mengatakan kembalinya Jokowi dan Prabowo bertarung memang tak masalah secara demokrasi, tapi akan menimbulkan perseteruan berlarut. 

"Secara demokrasi memang gak apa-apa tapi tentu akan mengulang peristiwa lama, rasa sakit juga kembali terungkit," ujar Priyo. 

2. Akan ada poros baru di luar poros Jokowi dan Prabowo 

IDN Times/Linda Juliawanti

Selain head to head Jokowi dan Prabowo, Priyo menilai ada kemungkinan munculnya poros ketiga yang dimotori Partai Demokrat, Partai Amanat Nasional (PAN), dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). 

"Ini paling bagus untuk demokrasi kita, untuk kepentingan membangun koalisi ke depan," ucap Priyo. 

Menurutnya, munculnya poros ketiga memungkinkan terjadinya dua putaran sehingga suasana persaingan tidak akan terlalu head  to head

Kemungkinan poros ketiga menang ini juga cukup besar. Sebab, kata Priyo, masyarakat yang jengah melihat pertarungan Jokowi dan Prabowo bisa menaruh pilihan kepada poros baru ini.

"Ada peribahasa gajah bertarung dengan gajah, pelanduk menang di tengah-tengah. Jadi dua gajah (Jokowi dan Prabowo) bertarung lalu orang jengah terhadap dua gajah ini memilih alternatif dengan memilih darah segar (poros baru), maka peluang menang pun cukup besar," jelas dia.

Baca juga: Siang Ini Fahri Hamzah Akan Laporkan Presiden PKS ke Polisi

 

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya