Ini Lima Partai Peserta Pemilu 2019 yang Bernuansa Orde Baru
Penak zamanku, toh?
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Orde baru bisa jadi satu zaman paling membekas di antara masa-masa lain yang pernah dilalui masyarakat Indonesia. Masa di mana Presiden Soeharto berkuasa menggantikan Soekarno sejak dikeluarkannya Surat Perintah 11 Maret 1966 alias Supersemar ini memang cukup panjang, berlangsung dari tahun 1966 hingga 1998.
Di masa ini, para generasi millennials lahir, di masa ini pula millennials menikmati suka cita dunia kanak-kanak. Sehingga, bayangannya mungkin terasa samar-samar atau malah tak ingat sama sekali.
Namun, sekadar menjadi pengingat, ekonomi Indonesia berkembang pesat kala itu, meskipun hal ini terjadi bersamaan dengan praktik korupsi yang merajalela.
Tak sedikit pengamat menilai, pada Pemilu 2019 nanti, akan banyak pihak yang menjual Orde Baru dan kepemimpinan Soeharto, entah untuk menjual program ataupun menjerat lawan.
Nah, setidaknya ada lima partai peserta Pemilu 2019 yang membawa nuansa Orde Baru lantaran pendirinya dekat dengan Presiden Soeharto. Apa saja?
Baca juga: Ini 10 Daerah Rawan Korupsi di Pilkada 2018
1. Partai Golkar
Partai Golkar melekat dengan masa kepemimpinan Soeharto. Sebab, dari sinilah Soeharto mulai berjaya. Partai yang berdiri pada 1964 oleh Angkatan Darat dibuat untuk mengentaskan pengaruh Partai Komunis Indonesia (PKI) dalam kehidupan politik kala itu.
Pada Pemilu pertama dalam pemerintahan Orde Baru tahun 1971, Golkar meraih kemenangan pertamanya. Kemenangan ini terus berlanjut di masa Orde Baru lainnya, yaitu Pemilu 1977, 1982, 1987, 1992, dan 1997. Melalui partai ini pulalah, Soeharto menjadi presiden 32 tahun lamanya.
Meskipun kini Golkar telah berbenah diri dan kepemimpinannya pun terus berganti, tapi citra Orde Baru dan Soeharto tetap melekat dalam tubuh partai berlambang Beringin ini. Masyarakat, terutama yang hidup di era itu, masih terus menganggap 'Golkar adalah partainya Soeharto'.
Baca juga: Demi Menangi Pilkada Jabar, Ridwan Kamil Rela Jadi 'Bang Toyib'