TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Ini Penjelasan Lengkap Sukmawati soal Puisi Yang Dianggap Menista Islam

Sukmawati tidak berniat melukai umat Islam

IDN Times/Linda Juliawanti

Jakarta, IDN Times - Sukmawati Soekarnoputri mengklarifikasi tentang puisi berjudul Ibu Indonesia, yang dibacakan dalam acara 29 Tahun Anne Avantie Berkarya di ajang Indonesian Fashion Week 2018. Puisi tersebut dianggap menista Islam.

Berikut klarifikasi lengkap Sukmawati perihal puisi: 

Baca juga: Polda Metro Jaya Menerima 2 Laporan soal Puisi Sukmawati

1. Puisi Ibu Indonesia dibacakan sesuai tema pagelaran busana Anne Avantie

IDN Times/Linda Juliawanti

Sukma mengatakan puisi tersebut dibacakannya semata-mata untuk mengapresiasi Anne Avantie yang telah berkarya di dunia fashion puluhan lamanya. Menurutnya, puisi tersebut juga sesuai dengan tema acara malam itu. 

"Puisi Ibu Indonesia yang saya bacakan adalah sesuai dengan tema dari acara pagelaran busana yakni Cultural Identity, yang mana semata-mata adalah pandangan saya sebagai seniman dan budayawati dan murni merupakan karya sastra Indonesia," ujar Sukma dalam jumpa pers di Cikini, Jakarta Pusat, Rabu (4/4).

Pagelaran busana Anne Avantie di ajang Indonesia Fashion Week (IFW) 2018 dilaksanakan pada Kamis (29/3) lalu. Selain Sukma, sejumlah tokoh wanita dan selebriti papan atas turut hadir dalam ajang tersebut, di antaranya Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, penyanyi keroncong legendaris Waldjinah, maestro tari Didik Nini Thowok, Nia Ramadhani, Jessica Iskandar, Krisdayanti, hingga aktris pendatang baru Vanessa Prescilla.

2. Sukmawati tidak berniat melukai umat Islam

IDN Times/Linda Juliawanti

Putri Presiden pertama RI Soekarno ini juga membantah disebut menistakan agama Islam melalui puisinya. Dia mengaku tidak ada niat menghina umat Islam Indonesia dengan puisi Ibu Indonesia.

"Saya adalah seorang muslimah yang bersyukur dan bangga akan keislaman saya, putri seorang Proklamator Bung Karno yang dikenal juga sebagai tokoh Muhammadiyah dan juga tokoh yang mendapatkan gelar dari Nahdlatul Ulama sebagai Waliyul Amri Ad Dharuri Bi Assyaukah atau ppemimpin pemerintahan di masa darurat yang kebijakan-kebiakannya mengikat secara de facto dengan kekuasaan penuh," kata dia, dengan mata berkaca-kaca.

3. Puisi Ibu Indonesia bagian dari buku kumpulan puisi yang terbit 2006

IDN Times/Linda Juliawanti

Sukma mengatakan puisi Ibu Indonesia adalah salah satu bagian dari buku kumpulan puisi Ibu Indonesia yang telah diterbitkan pada 2006. 

"Puisi Ibu Indonesia ini ditulis sebagai refleksi dari keprihatinan saya tentang rasa wawasan kebangsaan dan saya rangkum semata-mata untuk menarik perhatian anak-anak bangsa untuk tidak melupakan jati diri Indonesia asli," ujar dia.

4. Puisi Sukmawati sebagai bentuk penghormatan terhadap Ibu Pertiwi

IDN Times/Linda Juliawanti

Menurut Sukma, puisi tersebut sengaja ditulis sebagai upaya mengekspresikan diri melalui suara kebudayaan. Bait-bait dalam puisi tersebut merupakan bagian dari cita-cita untuk memahami masyarakat Islam Nusantara.

"Saya pun tergerak kan oleh cita-cita untuk semakin memahami masyarakat Islam Nusantara yang berkemajuan sebagaimana cita-cita Bung Kamo. Dalam hal ini Islam yang bagi saya begitu agung, mulia, dan indah," kata dia.

"Puisi itu juga merupakan bentuk penghormatan saya terhadap Ibu Pertiwi Indonesia yang begitu kaya dengan tradisi kebudayaan dalam susunan masyarakat Indonesia yang begitu berbinneka namun tetap tunggal ika," dia melanjutkan.

Baca juga: Menag Lukman Minta Sukmawati Minta Maaf Soal Puisi 'Ibu Indonesia'

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya