TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Disinggung Banjir Tenaga Kerja China, Menaker: Justru Kitalah yang Serbu China

Harap kasus jangan dibesar-besarkan

ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay

Jakarta, IDN Times - Menteri Ketenagakerjaan, Hanif Dhakiri, membantah lapangan kerja di Indonesia dipenuhi oleh tenaga kerja asing yang menyebabkan pengangguran meningkat.

Hal ini menyusul diterbitkannya Peraturan Presiden Nomor 20/2018 tentang Penggunaan Tenaga Kerja Asing yang memudahkan proses administrasi masuknya tenaga kerja asing ke Indonesia.

Baca juga: Serbuan Tenaga Kerja Asing Ilegal, Ini yang Harus Dilakukan Pemerintah

Berarti 4 tahun, target bukan hanya tercapai, tapi melampaui target, per tahun 2 juta," ujar Hanif dalam diskusi di Gedung Kementerian Komunikasi dan Informatika, Jakarta, Senin (23/4).

1. Pemerintah Jokowi-JK mampu serap 2 juta lebih tenaga kerja Indonesia dalam setahun

Twitter/@giewahyudi

Menurut Hanif pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla telah mewujudkan janjinya yakni 10 juta lapangan kerja dalam lima tahun.

"Pak Jokowi-JK kan janji 10 juta lapangan kerja selama 5 tahun. Artinya 10 juta dibagi 5 tahun berapa? 2 juta per tahun. Sedangkan data penempatan tenaga kerja kita di tahun 2014 berhasil ciptakan 2,6 juta, tahun 2015 2,8 juta, 2016 2,4 juta, dan tahun 2017 2,6 juta lapangan kerja.

2. Bantah tenaga kerja China serbu Indonesia

ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay

Pada kesempatan itu, Hanif juga membantah tudingan sejumlah pihak yang menyebut tenaga kerja China menguasai lapangan kerja Indonesia.

Justru yang ada, ujar Hanif, tenaga kerja Indonesia-lah yang lebih banyak ada di China. 

"Misalnya saja di Hong Kong tenaga kerja Indonesia saat ini sudah berjumlah lebih dari 150 ribu orang. Sekarang, bahkan sudah lebih, hampir 160 ribu. Sementara, jumlah TKA (tenaga kerja asing) China di sini sampai akhir 2017 sekitar 24 ribuan. Jadi, kalau saya bilang bukan China yang serang kita, tapi kita yang serang China," ucapnya.

3. Pengawasan terus dilakukan untuk menghindari masalah

Ilustrasi tenaga kerja asing. pixabay.com

Hanif mengatakan kedatangan tenaga kerja asing, baik dari China atau dari mana pun wajar selama itu ada investasi dan dilakukan dalam jumlah wajar. Sejauh ini dia memastikan pengawasan terus berjalan.

"Pengawasan pasti jalan, ada yang skema represif, periodik, insidentil termasuk yang berdasarkan laporan masyarakat," tuturnya.

Baca juga: SBY: Berbahaya Kalau Datang Tenaga Kerja Asing Besar-besaran

 

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya