TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

4 Cara Kemendikbud Tuntaskan Buta Aksara di Indonesia, Apa Saja?

Kemendikbud targetkan 2030 angka buta aksara turun drastis

Tangkap Layar - Dirjen PAUD Dikdasmen Kemendikbud, Jumer (YouTube.com/Direktorat PMPK)

Jakarta, IDN Times - Dirjen PAUD Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) Kemendikbud, Jumeri, mengungkapkan upaya pemerintah dalam mengatasi permasalahan buta aksara di Tanah Air.

Hal ini disampaikan Jumeri dalam Puncak Peringatan Hari Aksara internasional Tingkat Nasional Tahun 2020 yang disiarkan lewat kanal YouTube Direktorat PMPK, Selasa (8/9/2020).

"Pada tahun 2030 diharapkan bahwa semua remaja dan sejumlah orang dewasa baik laki-laki mau pun perempuan mencapai kemampuan baca tulis dan kemampuan berhitung," kata Jumeri menyampaikan target pemerintah. Ada sedikitnya empat upaya pemerintah menuju target tersebut.

Baca Juga: Hari Aksara Internasional Berlangsung Hari Ini, Begini Sejarahnya 

1. Menurunkan angka buta aksara di Indonesia kurang dari satu persen

Pixabay/StockSnap

"Yang pertama adalah ikhtiar kita untuk bisa menurunkan tingkat buta aksara itu kurang dari satu persen itu langkah pertama," kata Jumeri dalam paparannya menyampaikan upaya pertama Kemendikbud menghadapi permasalahan ini.

Berdasarkan catatan Kemendikbud, hingga akhir 2019 angka buta aksara di Indonesia mencapai 1,78 persen. Angka ini mengalami penurunan dibanding pada 2018 yang mencapai angka 1,93 persen.

Kemendikbud mengaku akan berupaya untuk menurunkan angka tersebut hingga di bawah satu persen sesuai dengan syarat minimum dari UNESCO.

2. Meningkatkan literasi remaja Indonesia

ANTARA FOTO/M Ibnu Chazar

Upaya kedua yang akan dilakukan Kemendikbud adalah meningkatkan literasi remaja Indonesia.

"Meningkatkan literasi anak-anak kita, anak remaja kita, anak sekolah kita," Kata Jumeri.

Upaya ini diwujudkan Kemendikbud secara konkret lewat kurikulum di Indonesia.

"Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah membuat mengembangkan kurikulum yang lebih menekankan pada penguasaan kompetensi serta penguatan karakter peserta didik," lanjut Jumeri lagi.

3. Penguatan literasi masyarakat

Dok pribadi

Upaya lainnya yang akan dilakukan Kemendikbud adalah peningkatan kualitas pendidikan dan penguatan literasi masyarakat. Hal ini disebut Jumeri menjadi semakin penting dan mendesak di era pandemik COVID-19 ini.

"Ada dinamika yang kita alami di mana pandemik COVID telah membatasi interaksi antara guru dan peserta didik, interaksi antara masyarakat, dan banyak pesan-pesan serta informasi diberikan dalam bentuk verbal," kata Jumeri.

"Bentuk informasi-informasi tertulis yang tidak bisa lagi disampaikan secara tatap muka itu sebuah tantangan," sambung dia.

Baca Juga: 4 Strategi Kemendikbud untuk Tuntaskan Masalah Buta Aksara

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya