Ilmuwan ITB: Kasus Virus Corona di Indonesia akan Capai 8.000!
Puncak kasus COVID-19 di RI diprediksi antara Maret-April!
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Angka kematian akibat infeksi virus corona atau COVID-19 di Indonesia terus meningkat. Rabu (18/3) kemarin, juru bicara penanganan pandemik ini, Achmad Yurianto, mengumumkan bahwa jumlah kasus positif naik 55 kasus, menjadi 227 kasus dibandingkan dengan hari sebelumnya.
“Total kasus yang meninggal adalah 19,” ujar Yuri, yang juga Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit di Kementerian Kesehatan, dalam jumpa pers di Gedung BNPB.
Kenaikan jumlah kasus yang meninggal dunia menempatkan Indonesia dengan fatality rate tertinggi, melampaui Italia. Indonesia kini mencatat fatality rate 8,3 persen, sedangkan Italia di angka 7,9 persen. Sebanyak 2.503 warga Italia meninggal dunia karena COVID-19 dari 31.506 kasus positif.
Kenaikan drastis jumlah kasus COVID-19 di Indonesia sudah diperkirakan sejumlah pihak, termasuk oleh ilmuwan dari Institut Teknologi Bandung (ITB). Dalam sebuah tulisan dengan judul "Data dan Simulasi COVID-19 Dipandang dari Pendekatan Model Matematika”, Nuning Nuraini, Kamal Khairudin, dan Mohammad Apri menyampaikan analisisnya. Mereka berasal dari Pusat Pemodelan Matematika dan Simulasi dan dari FMIPA ITB.
Baca Juga: Gejala Virus Corona Tanda-tanda Terjangkit Corona dan Cara Pencegahan
1. Model yang digunakan pernah terbukti saat menentukan awal, puncak, dan akhir endemik penyakit SARS di Hong Kong tahun 2003
Model yang digunakan adalah pengembangan dari model logistik Richard’s Curve atau kurva Richard, yang diperkenalkan oleh F.J Richards. Mengapa model ini yang dipilih, ketiga ilmuwan menyebutkan bahwa model ini memiliki hasil yang cukup baik untuk menentukan awal, puncak, dan akhir endemik penyakit SARS yang merebak di Hong Kong pada tahun 2003.
Data yang digunakan untuk dimasukkan dalam model matematika itu adalah data dari lima negara yang dianggap paling parah didera COVID-19, yaitu Tiongkok, Iran, Italia, Korea Selatan, dan Amerika Serikat, serta data total dunia.
Menggunakan kurva Richard, diperoleh hasil misalnya, jumlah penderita di Tiongkok relatif tidak bertambah pada angka sekitar 80 ribu. Kasus baru menurun signifikan sejak 5 Februari 2020 menurut data asli, dan pada 11 Februari 2020 menurut data estimasi.
Di lain pihak, jumlah kasus baru terus bertambah di Italia dan Amerika Serikat hingga 13 Maret 2020.
Baca Juga: Pandemik Virus Corona, Baca Surat Pakar Virus untuk Anak-anaknya