TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Jadi Salah Satu Menteri Terbaik Kabinet Jokowi, Ini Respons Nadiem

Mendikbud jadi menteri terbaik kedua versi Indo Barometer

Mendikbud Nadiem Anwar Makarim (Dok. Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan)

Jakarta, IDN Times - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim menanggapi status dirinya menjadi salah satu menteri terbaik di kabinet Joko "Jokowi" Widodo-Ma'ruf Amin menurut survei Indo Barometer pada 4 November 2020.

Menurut Mendikbud, hasil survei tersebut rasanya lebih tepat dikatakan sebagai hasil kinerja seluruh tim Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), bukan hanya kinerja Nadiem sebagai Mendikbud.

"Yang pertama adalah mungkin itu survei lebih mencerminkan kinerja daripada tim saya," ujar Mendikbud dalam wawancara yang ditayangkan live di Metro TV, Jumat (6/11/2020).

Baca Juga: Luncurkan Merdeka Belajar Edisi ke-6, Nadiem Dorong Peran Dikti

1. Nadiem sebut kerja Kemendikbud adalah kerja tim

ANTARA FOTO/Wahyu Putro A

Nadiem menjelaskan, kerja di kementerian merupakan kinerja tim. Karena itu, dia berpendapat, keberhasilan di Kemendikbud merupakan hasil dari usaha bersama tim kementeriannya.

"Jadinya kalau ada yang merasa terbantu dengan kebijakan dan berbagai macam aktivitas kita, itu patut diberikan juga atas dukungan Pak Presiden. Tetapi juga dengan tim Kemendikbud dan kementerian-kementerian lain yang mendukung kita," kata dia.

Menurut Nadiem, hasil survei tersebut juga kemungkinan merupakan hasil dari Kemendikbud selama ini merespons, mengatasi, dan memitigasi berbagai macam permasalahan. Terutama selama masa Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) akibat pandemik COVID-19 di tanah air.

2. Deretan kebijakan Nadiem selama pandemik COVID-19

Kunjungan Kerja Mendikbud Nadiem Anwar Makarim ke Kota Palu, Sulawesi Tengah pada 4 November 2020 (Dok. BKHumas Kemendikbud)

Salah satu program terbesar Kemendikbud adalah subsidi kuota yang diberikan kepada sekolah dan perguruan tinggi, guna menjawab permasalahan biaya kuota yang membengkak selama menjalani PJJ.

Kemendikbud juga mengeluarkan kebijakan relaksasi dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Di mana selama masa pandemik, dana BOS dapat digunakan untuk membeli gawai guna keperluan PJJ, juga membayar guru honorer di sekolah-sekolah, khususnya di wilayah terdepan atau perbatasan hingga terpencil.

"Di luar itu menyederhanakan kurikulum untuk menjadikan itu kurikulum darurat," ujar Nadiem.

Kebijakan ini, menurut Nadiem, diambil untuk meringankan beban guru dan siswa di tengah pandemik. Melengkapi itu, Kemendikbud juga mengeluarkan kebijakan belajar dari rumah dan memperdayakan TVRI sebagai rumah belajar.

"Dan menciptakan berbagai macam model pembelajaran darurat untuk PAUD dan SD juga sangat membantu guru-guru di daerah, yang punya internet maupun yang tidak punya internet," kata Nadiem.

Baca Juga: Di Tengah COVID-19, Nadiem ke Palu Pastikan Pemulihan Sekolah  

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya