TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Penemuan Peluru Nyasar Bertambah Jadi 5 Titik di Gedung DPR

Anggota DPR merasa terancam

Istimewa

Jakarta, IDN Times - Ruang kerja anggota Fraksi Demokrat Khatibul Umam Wiranu di lantai sembilan Gedung Nusantara I, Gedung DPR RI, menjadi lokasi ketiga ditemukannya bekas peluru nyasar hari ini, Rabu (17/10). Kepolisian masih menyelidiki kasus ini.

Peluru tersebut ditemukan di ruang 915 dan sudah dilaporkan serta dalam penyelidikan kepolisian. Pamdal Gedung DPR yang bertugas melaporkan temuan tersebut sekitar pukul 14.30 WIB.

Sebelumnya juga ditemukan bekas peluru nyasar di ruangan anggota Fraksi PAN Totok Daryanto di lantai 20, dan ruangan anggota Fraksi Partai Demokrat Vivi Sumantri Jayabaya di lantai 10. 

Senin lalu (15/10), peluru nyasar juga terjadi di ruangan 1601 milik anggota Fraksi Partai Gerindra Wenny Warouw dan ruangan 1313 milik Anggota Fraksi Partai Golkar Bambang Heri Purnomo. Keduanya merupakan anggota Komisi III DPR. 

Rekan satu fraksi Khatibul, Didik Mukrianto menyampaikan rasa prihatin terhadap kejadian ini. “Sungguh prihatin dan mengkhawatirkan. Hari ini ditemukan kembali peluru nyasar di tiga ruang anggota DPR,” kata Didik.

Baca Juga: Ruangannya Disasar Peluru, Politikus Gerindra Wenny Ungkap Kejanggalan

1. Keselamatan anggota DPR perlu diperhatikan

IDN Times/Margith Juita Damanik

Didik mengatakan keselamatan anggota DPR harus diperhatikan, termasuk dari bahaya peluru nyasar ini. Sejak Senin lalu (15/10), tercatat sudah ada lima ruang kerja anggota DPR yang ditemukan bekas peluru nyasar. Diduga kejadian ini merupakan bagian dari rentetan kejadian pada hari yang sama.

“Keselamatan anggota DPR, para pegawai DPR, harus mendapat prioritas dari potensi bahaya, apalagi kalau sampai terjadi teror,” kata dia.

2. Butuh langkah konkret untuk mencari jalan keluar

Istimewa

Didik menilai hingga saat ini belum ada langkah konkret yang diambil untuk mencari jalan keluar masalah ini. Padahal hari ini (17/10) saja sudah ditemukan tiga titik yang diduga bekas peluru nyasar.

“Bagaimana kalau terjadi teror sesungguhnya? Mestinya menjadi evaluasi dan pembelajaran bagi aparat keamanan baik, polisi dan kesekjenan DPR untuk lebih serius menyikapi keamanan DPR secara konkret,” kata dia.

Baca Juga: Ungkap Kasus Peluru Nyasar di DPR, Polisi Lakukan Investigasi Sains

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya