Pengamat: Learning Loss Terjadi di Indonesia Jauh Sebelum Pandemik
Banyak anak Indonesia kehilangan kesempatan belajar
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Ancaman learning loss kini menjadi kekhawatiran pemerintah. Learning Loss disebut menjadi ancaman lantaran pemberlakuan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) dalam jangka panjang di masa pandemik COVID-19 ini.
Pengamat Pendidikan, Indra Charismiadji menyebut bahwa learning loss bahkan sebenarnya sudah terjadi di Indonesia sebelum pandemik COVID-19.
"Learning loss di Indonesia itu sudah terjadi jauh sebelum pandemik," ujar Indra saat dihubungi IDN Times via telepon pada Jumat (29/1/2021).
"Jadi cuma selama ini nggak kelihatan karena semuanya terjadi di sekolah dan itu tertutupi dengan ilusi mungkin dengan anak nilainya bagus, ikut bimbel, jadi seakan-akan anak-anak kita itu belajarnya bagus," sambung dia.
Baca Juga: Mendikbud Nadiem Ungkap Dampak Negatif Belajar Daring pada Anak
1. PJJ bukan akar masalah dari terjadinya learning loss
Kehilangan kesempatan belajar atau yang disebut sebagai learning loss, menurut Indra bukan terjadi lantaran PJJ yang diberlakukan selama pandemik COVID-19. "Problemnya bukan karena tidak ada tatap mukanya," ujar Indra.
Dia bahkan beranggapan alasan tersebut sebagai kesalahan fatal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang digunakan seolah untuk berlindung dari fakta hasil pembelajaran era saat ini sangat buruk.
"Jadi problem besarnya bukan PJJ-nya, bukan tidak tetap mukanya, tetapi pada dasarnya mutu pendidikan kita sudah buruk," kata dia.
Baca Juga: Akui Jadi Korban, Nadiem Makarim: Tidak Ada yang Mau PJJ