TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

PSBB dan Pengaruhnya bagi Kesehatan Mental Masyarakat Indonesia

Kita harus beradaptasi dengan situasi "normal" yang baru ya

IDN Times/Irfan Fathurohman

Jakarta, IDN Times - Psikiater yang juga anggota Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI), Nova Riyanti Yusuf, menjelaskan pada dasarnya pemberlakuan physical distancing dan PSBB berpengaruh terhadap kesehatan mental masyarakat, utamanya di Jakarta.

"Dan saat kita masuk ke dalam social distancing itu sebenarnya keputusan yang mengejutkan," kata Nova ketika dihubungi IDN Times pada Selasa (7/4).

"Sedangkan manusia itu kan bukan robot, jadi tiba-tiba ada keputusan seperti itu, tiap manusia punya cara menghadapi masalah yang berbeda beda," lanjut dia.

Memastikan kesehatan mental tetap terjaga menurut Noriyu, begitu Nova juga akrab disapa, perlu dilakukan di tengah pandemik ini.

Baca Juga: Jubir COVID-19: Jawa Barat akan Menyusul DKI Jakarta untuk PSBB

1. Perlu beradaptasi dengan situasi "The New Normal" saat ini

Jakarta berstatus PSBB (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)

Ada dua tipe manusia menurut Noriyu dalam menghadapi pandemi COVID-19. Ada yang lebih mengutamakan problem fokus, ada pula yang lebih mengutamakan emotional focus.

Mencari informasi yang dapat dipercaya juga menjadi bagian dari solusi masalah-masalah yang mungkin dipecahkan menurut Noriyu merupakan bentuk masalah fokus yang perlu dikedepankan masyarakat.

Menurut dia penting untuk masyarakat dapat beradaptasi dengan normalitas baru yang kini berlaku. Hal ini disebut Nova sebagai situasi "The New Normal". Menurut dia, tenggelam dalam emosi (emotional focus) tidak akan menyelesaikan masalah.

2. Akibat jika masyarakat gagal melakukan adaptasi dengan situasi pandemik

Pixabay.com

Nova mengingatkan akan adanya istilah gangguan penyesuaian saat setelah enam bulan menghadapi stressor yaitu dalam hal ini COVID-19, masyarakat gagal beradaptasi.

"Makanya kita perlu beradaptasi karena kalau enggak nanti bisa terjadi yang namanya gangguan penyesuaian," kata Noriyu kepada IDN Times.

"Nanti bisa gejala muncul seperti putus asa, sedih, dan lain lain. Disertai dengan disfungsi yaitu tidak bisa bekerja atau tidak bisa bersekolah," lanjut dia.

Baca Juga: Wali Kota: PSBB DKI Jakarta Akan Sangat Pengaruhi Tangerang 

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya