Anggaran dan Skenario Pemindahan Ibu Kota Sudah Matang
Anggaran mencapai Rp400 triliun
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Pemindahan ibu kota terus menjadi pembahasan presiden Joko “Jokowi’ Widodo dan jajarannya sejak 2017 lalu. Rencana ini bukan hanya sekedar wacana melainkan sudah menjadi isu strategis karena sudah dibawa ke rapat terbatas.
Pemerintah berpendapat pemindahan ibu kota diperlukan karena beban yang dipikul Jakarta sebagai pusat pemerintahan dan pusat ekonomi semakin berat. Berbagai alasan pemindahan ibu kota membuat presiden tidak main-main dengan rencana tersebut. Anggaran dan rancangan sudah mulai disiapkan, termasuk skenario pemindahan.
Baca Juga: Pembangunan Ibu Kota Baru Mulai 2020 Jika Syarat Ini Terpenuhi
1. Usulan pemindahan ibu kota sudah ada sejak Presiden Soekarno
Sejarah Indonesia mengatakan pemindahan ibu kota sudah terjadi sejak zaman penjajahan Kolonial Belanda. Mengutip Historia, sejarawan Universitas Indonesia Achmad Sunjayadi mengatakan bahwa Gubernur Jenderal Hindia Belanda H.W Daendels pada masa itu sempat memindahkan ibu kota dari Batavia ke Surabaya karena banyaknya sumber penyakit malaria dan kolera.
Kritik Batavia sebagai ibu kota juga datang dari ahli kesehatan Belanda Hendrik Freek Tillema, yang mengatakan bahwa salah satu alasan Jakarta tidak cocok menjadi ibu kota yang merupakan kota pelabuhan adalah karena memiliki hawa yang panas, tidak sehat, dan mudah terjangkit wabah penyakit.
Setelah Indonesia Merdeka, pemerintah membentuk Panitya Agung yang bertugas menyelidiki dan merencanakan penempatan ibu kota negara. Pada saat itu, Presiden Soekarno termasuk salah satu anggotanya.
Pada 1950-an, Soekarno menggagas Palangka Raya sebagai ibu kota negara baru. Soekarno memandang Palangka Raya tepat sebagai pusat pemerintahan. Palangka Raya pun lahir ketika Soekarno melakukan pemancangan tiag pertama pada 17 Juli 1957. Nama Palangka Raya dipilih karena memiliki arti tempat suci, mulia, dan agung.
Baca Juga: Bappenas Tegaskan Pemindahan Ibu Kota Tak Ganggu Hutan Lindung
Baca Juga: Ibu Kota Baru Belum Pasti, Minat Properti di Kalteng Sudah Meningkat